Kurangi Pengangguran di Gresik, Dibutuhkan Komitmen Pencari Kerja, Pemerintah, dan Pemberi Kerja

Kurangi Pengangguran di Gresik, Dibutuhkan Komitmen Pencari Kerja, Pemerintah, dan Pemberi Kerja Bupati Fandi Akhmad Yani, Ketua DPRD Abdul Qodir, Ketua Apindo Alfan, dan Ketua Forkot Haris Sofwanul Faqih, menunjukkan nota kesepahaman. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE.com

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Gresik, tak cukup hanya adanya komitmen antara pemerintah dan pemberi kerja. Komitmen para pencari kerja juga dibutuhkan.

Hal ini diungkapkan Fandi Akhmad Yani saat menjadi narasumber dalam dialog industri dengan tema "Penguatan Tenaga Kerja Lokal dalam Perkembangan Teknologi Industri dan Optimalisasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang Berkelanjutan".

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar

Acara itu digelar Forum Kota (Forkot) Gresik di Rumah Makan Aroma Gresik, Kamis (21/4/2022) malam. Selain menghadirkan , narasumber lain adalah Ketua DPRD Much Abdul Qodir, dan Ketua Apindo Gresik Alfan Wahyudin.

Dalam paparannya, Bupati Yani menceritakan bahwa dirinya pernah disambati anak dari keluarga kurang beruntung di Gresik agar dicarikan kerjaan. Setelah dicarikan pekerjaan di wilayah Sembayat, Kecamatan Manyar, si anak tak mau dengan alasan lokasinya terlalu jauh.

Ia mengatakan, hal itu merupakan salah satu contoh pencari kerja yang tak komitmen. "Kudu tak jejek ae (ingin saya tendang saja) yang seperti ini. Sudah dicarikan kerjaan, tapi setelah dapat tak mau alasan jauh," ungkap pengusaha muda yang dikenal pekerja keras ini.

Baca Juga: Targetkan Kemenangan Yani-Alif 90 Persen, Relawan Kebomas: Tak Perlu Urusi Pemilih Kotak Kosong

Lanjut bupati, kurangnya komitmen para pencari kerja ini juga terlihat saat mereka mengikuti pelatihan skill (keahlian). Usai mengikuti pelatihan, keahlian yang didapat ternyata tak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, ada yang tak tuntas mengikuti pelatihan.

Menurutnya, upaya mengurangi angka pengangguran juga harus dilakukan melalui pemetaan. Sehingga pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

"Misal, ada pencari kerja yang usianya sudah di atas 54 tahun, masak dicarikan kerja yang berat, kan nggak pas. Bisa dibantu rombong agar bias jualan sempol, misalnya. Jadi harus ada pemetaan," urainya.

Baca Juga: Target Menang Total, PDIP Gresik Pasang Ribuan APK Yani-Alif dan Risma-Gus Hans

Dengan angka penanaman modal yang tinggi di Kabupaten Gresik, ia berharap dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.

"Saya melihat ada peraturan daerah (perda) yang mengatur terkait dengan penyelenggaraan ketenagakerjaan di Kabupaten Gresik. Ada penguatan terkait dengan perlindungan tenaga kerja lokal, ini menjadi salah satu faktor penting untuk melindungi masyarakat Kabupaten Gresik," bebernya.

Ia juga mendorong agar masyarakat Gresik mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan zaman. Sebab, ia memprediksi ke depan industrialisasi tidak akan berbanding lurus dengan sumber daya yang dimiliki.

Baca Juga: Jalankan Putusan PN, Kejari Gresik Keluarkan Nur Hasim dari Rutan Banjarsari

"Yang harus kita lakukan adalah persiapan SDM yang mana ini benar-benar kita siapkan. Sehingga kita siap untuk mengisi kriteria-kriteria yang diperlukan," katanya.

Sementara itu, Abdul Qodir menyatakan bahwa Perda Perlindungan Tenaga Kerja Lokal adalah bentuk komitmen pemerintah untuk mengurangi pengangguran dan melindungi para pekerja. Namun demikian, perda tersebut tak membatasi, bahkan melarang orang luar Gresik bekerja di Gresik. Sebab, undang-undang mengaturnya.

"Kami minta agar dalam mengurangi angka pengangguran digencarkan pelatihan, peningkatan SDM skill sesuai yang dibutuhkan dengan memanfaatkan CSR," katanya.

Baca Juga: Terobosan Baru, Kanwil Kemenkumham Jatim Hadirkan Immigration Lounge di Gresik

Sedangkan Alfan Wahyudin menyampaikan bahwa perusahaan yang berdiri di Gresik sangat banyak. Kata dia, jika CSR dari perusahaan-perusahaan tersebut bisa dimanfaatkan, maka angka pengangguran akan dapat dikurangi.

"Taruhlah satu perusahaan CSR setahun Rp100 juta, sudah terkumpul berapa. CSR itu misal dimanfatatkan untuk peningakatan SDM dan menciptakan usaha untuk mengurangi pengangguran. Saya kira dampaknya akan besar untuk mengurangi pengangguran," katanya.

Menurutnya, Apindo selama ini juga telah berupaya maksimal untuk membatu pemerintah mengurangi angka pengangguran.

Baca Juga: Ajakan Coblos Kotak Kosong, Ketua Golkar Gresik: Ora Ngefek

"Saya dan teman-taman pengusaha berupaya membawa masuk para investor ke Gresik, misal di JIIPE. Sehingga, keberadaan investasi baru tersebut bisa mengurangi angka pengangguran," tutupnya.

Hadir juga dalam dialog tersebut Kepala Dinas Budi Raharjo, Kepala Badan Kesbangpol Gresik Nanang Setiawan, Sekretaris DPMPTSP Adiana, serta sejumlah perwakilan perusahaan.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Ketua Forkot Haris Sofwanul Faqih, Bupati, Ketua DPRD, dan Ketua Apindo untuk perlindungan tenaga kerja lokal. (hud/ns)

Baca Juga: PT Sentral Harapan Jaya di Gresik Terbakar, Kerugian Capai Rp20 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO