Pemprov Jatim Raih Predikat WTP, Fraksi Gerindra Apresiasi Gubernur Khofifah

Pemprov Jatim Raih Predikat WTP, Fraksi Gerindra Apresiasi Gubernur Khofifah Muhammad Fawait, SE, M.Sc, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim saat diajak berfoto. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemprov Jawa Timur meraih predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian atau pada tahun anggaran 2021. Status ini berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2021.

Ini ke 11 yang diraih , 7 kali berturut-turut sejak tahun 2015. Atau 3 kali berturut-turut di era Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim mengapresiasi capaian predikat opini tersebut. Menurutnya, itu tentu berkat kerja keras seluruh ASN di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah.

"Capaian predikat ini tentu berkat kerja keras seluruh ASN pemprov di bawah komando Gubernur Khofifah. Fraksi Gerindra tentu mengapresiasi capaian ini," tegas politikus muda Gerindra yang akrab disapa Gus Mufa ini, usai paripurna DPRD Jatim, Rabu (25/05/2022).

Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) itu mengakui ada sejumlah catatan yang diberikan BPK RI kepada , di antaranya soal kemiskinan. Namun menurutnya, masalah kemiskinan di Jatim tidak semata-mata tanggung jawab Gubernur Khofifah.

Sebab, lanjut Fawait, justru faktanya mayoritas kemiskinan itu ada di perdesaan, terutama di area perkebunan dan hutan yang pengelolaannya berada pada pemerintah pusat atau BUMN. Karena itu, perlu ada sinergitas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan.

"Saya kira apa yang dilakukan Gubernur dalam upaya pengentasan kemiskinan sudah on the track. Bahkan di saat pandemi sedang tinggi-tingginya, Pemerintah Jawa Timur berhasil menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Bahkan tertinggi secara nasional," ujar Fawait.

Bendahara DPD Partai itu mengungkapkan perlunya sinergitas yang berkesinambungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pengentasan kemiskinan. Karena itu, BUMN yang mengusai hutan dan perkebunan seperti PTPN dan Perhutani harus memberi support kepada untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

mengingatkan, APBD Jawa Timur terbatas, tidak cukup untuk membiayai upaya pengentasan kemiskinan yang sudah menjadi persoalan turun-temurun ini. Karena itu, perlu dukungan BUMN sebagai pengelola hutan dan perkebunan di wilayah Jatim.

"BUMN perlu memberdayakan masyarakat sekitar hutan dan perkebunan lewat program pemberdayaan ekonomi maupun UMKM. Bisa lewat program CSR ataupun mengoptimalkan potensi sumber daya manusia sekitar perkebunan dan hutan," pungkas pengasuh Ponpes Nurul Chotib, Al Qodori IV ini. (mdr/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO