
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ratusan Warga Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, dari "Aliansi Masyarakat Desa Jogodalu" menggelar demo di depan Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, tempat dilangsungkan pernikahan manusia dengan kambing, Senin (13/6/2022).
Dalam aksinya, massa sempat menutup pesanggrahan yang berlokasi di Jalan Raya Metatu-Balongpanggang tersebut.
Mereka juga memasang beberapa spanduk bertuliskan kecaman terhadap aksi ritual pernikahan yang dilakukan oleh Saiful Arif (44), warga Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, dengan seekor kambing betina.
Spanduk tersebut di antaranya bertuliskan "Aliansi Masyarakat Desa Jogodalu Menolak Pembodohan Pernikahan Manusia dengan Kambing" dan "Kembalikan Harga Diri Desa Kami".
Mereka juga megecam pemilik pesanggrahan Nur Hudi Didin Arianto yang juga Anggota Fraksi NasDem DPRD Gresik, penghulu pernikahan Krisna, serta pengunggah konten, Arif Saifullah.
Adapun tuntutan Warga Jogodalu adalah meminta oknum yang terlibat dalam pernikahan antara manusia dan kambing diproses hukum karena membuat resah warga Kabupaten Gresik. Massa menganggap ritual tersebut adalah pembodohan yang merusak citra Desa Jogodalu.
Aksal, salah satu Warga Desa Jogodalu, mendesak para pelaku yang terlibat dalam pernikahan tersebut segera melakukan permintaan maaf secara terbuka. Apalagi, para pelaku tersebut bukanlah warga Desa Jogodalu.
"Pernikahan nyeleneh yang diselenggarakan secara tertutup tanpa sepengetahuan warga setempat," ungkapnya di sela-sela demo.
"Kami memberikan waktu hingga 2 kali 24 jam minta pelaku yang terlibat pernikahan manusia dengan kambing untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Warga Jogodalu," katanya.
Sementara itu, Korlap Demo, Wahyu Amrillah, mengancam akan kembali menggelar demo jika para pelaku tak segera menyampaikan permintaan maaf dalam tenggat waktu yang ditentukan.
"Kami akan kembali turun melakukan aksi demo dengan jumlah massa yang lebih besar," ungkapnya.
Kepala Desa (Kades) Jogodalu, Juwaningsih, mengucapkan terima kasih kepada warganya yang telah melakukan aksi unjuk rasa dengan tertib dan damai. Ia berjanji segera menindaklanjuti tuntutan massa kepada pihak terkait.
"Kami merespons tuntutan pendemo dan secepatnya ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kami sangat bersyukur permasalahan sudah ditangani sama pihak berwajib," ujarnya.
Juwaningsih membenarkan bahwa orang-orang yang diduga terlibat dalam pernikahan manusia dengan kambing bukan warganya.
"Bukan. Mereka bukan warga saya. Mereka orang luar, bukan Warga Jogodalu," ungkapnya.
Demo tersebut dikawal langsung Plt Camat Benjeng, Siti Sulichah, beserta pejabat forkopimcam. (hud/rif)