Galang Dukungan Moderasi Beragama, Kepala Kemenag Pamekasan Kunjungi PCNU

Galang Dukungan Moderasi Beragama, Kepala Kemenag Pamekasan Kunjungi PCNU Kepala Kemenag Pamekasan, Ahmad Mawardi, saat silaturahmi ke sekretariat PCNU setempat.

"Aparat keamanan harus tegas jika ada benih intoleransi, sebab taruhannya adalah keutuhan NKRI," ungkapnya.

Benih-benih intoleransi dan ekstremisme agama di Kabupaten sudah terlihat dan terang. Namun aparat keamanan menutup mata. Misalnya, menilai orang yang tidak sama dalam pemahaman agama, distigma kafir dan murtad.

"Takfiri dan pemurtadan sesama muslim itu, bagian dari benih ekstrimisme agama. Pada puncaknya, pemahaman seperti ini menjadi terorisme," pungkasnya.

Sementara itu, Katib Syuriah PCNU , Abdul Bari menjelaskan, penyebutan mukmin dan kafir itu ada di ranah privat teologis masing-masing agama. Bagi orang Islam, non-muslim itu kafir, begitu juga sebaliknya.

“Tetapi, idiom ini tidak berlaku di ranah publik (mu’âmalah wathaniyah). Semua adalah warga negara yang berkedudukan sederajat,” tegas pria yang akrab disapa Kiai Katib ini.

Rasulullah SAW pada Pada saat mendirikan negara Madinah, kaum Muslim dan Yahudi dengan beragam suku dan agama lainnya disebut sebagai Ummatan Wâhidah. Dalam konteks bernegara saat ini, ketika ada pemerintah menyampaikan program yang berkaitan dengan istilah non-muslim dan kafir, harus dilihat dulu konteksnya.

Namun dalam konteks pengajaran agama, Islam khususnya, yang disampaikan kepada orang Islam dan mengutip ayat Alquran, kata kafir sifatnya mutlak dan tidak boleh diganti dengan kalimat non-muslim. (dim/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Haul Akbar di Masjid Nurul Huda Pamekasan, Satukan Generasi dan Santri Kiai Mattawi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO