Virus itu Benda Hidup atau Benda Mati, Tiongkok Krisis Babi, Ini Jawabannya

Virus itu Benda Hidup atau Benda Mati, Tiongkok Krisis Babi, Ini Jawabannya Dahlan Iskan

Sejak kapan Indro menemukan solusi nyata untuk kehidupan yang lebih baik? “Sejak saya masih jadi peneliti junior. Itu tahun 2005," katanya.

Saat itu ada penyakit AI pada ayam. Membahayakan. Bisa jadi wabah. Temuannya kala itu, katanya, juga ditertawakan orang. "Jadi kalau sekarang masih ditertawakan itu sudah biasa," katanya.

"Jika pak Dahlan pernah dengar tentang bayclin untuk membunuh AI di kandang, itu hasil penelitian saya," ujar Indro.

Saya minta maaf. Saya tidak pernah mendengar itu. Saya tidak punya ternak ayam. Saya hanya suka sop ayam. Terutama yang bikinan Si Galuh Banjar itu.

Kalau di masa Covid Indro melahirkan ''Protokol Rakyat'' di wabah PMK, sekarang ini Indro membuat ''Protokol sehat ternak'' khusus untuk mengatasi wabah PMK.

Indro sudah meneliti berbagai macam kecuali ASF yang menyerang babi. itu, katanya, ganas sekali. "Tingkat kematiannya sampai 80 persen. Bisa 100 persen. Dalam 14 hari," ujar Indro.

Itulah yang menyebabkan Tiongkok pernah mengalami krisis babi. Penyakit itu juga sampai ke Indonesia. Ternyata sampai sekarang belum ada penelitian soal itu. Di negara kita.

Mengapa Mohamnad Indro Cahyono tidak tertarik menelitinya ASF? "Bukan tidak tertarik. Biarlah ada ahli lain yang meneliti," katanya. Indro sekaligus menantang mereka yang mendapat fasilitas negara di bidang penelitian untuk menghasilkan karya bagi rakyat. "Sampai sekarang pun belum ada hasil penelitian soal ASF di Indonesia," katanya.

Waktu itu Indro justru diminta membantu mengatasi ASF di Vietnam. Hasilnya, dari 1.000 babi yang terjangkit ASF di sana, hanya 3 persen yang mati.

Indro memilih memperkuat posisi peternak. Yakni dengan solusi mandiri. Itulah sebabnya ia melahirkan banyak 'protokol rakyat'. Termasuk protokol ayam dan protokol bebek. Ia pernah menemukan DVH di bebek. Juga IBJ di anak ayam.

"Sepertinya sudah takdir saya harus hidup bersama ," ujar Indro. Ia pun masih terus menjalin hubungan dengan Australia tempatnya belajar ilmu .

Tentu ia tidak kirim bukunya ini ke sana: buku ini berbahasa Indonesia.

Saya memberanikan diri minta buku karyanya itu 15 buah. Saya ingin memberikan kepada pembaca, khususnya komentator Disway. Siapa tahu itu bisa meredakan kerusuhan demo di kolom komentar Disway.

Pak Pry-lah yang kita minta menentukan siapa 14 orang yang berhak mendapat buku itu –satu untuk dirinya sendiri. Keputusan beliau tidak bisa diganggu gugat. Pun oleh saya.

Saya tahu akan banyak yang minta Pak Mirza sebagai penentu, tapi sudah lebih dua minggu beliau konsentrasi entah di mana. Jangan-jangan ia justru sedang membaca buku karya drh Indro ini.

Menurut pendapat saya inilah buku yang sangat praktis dan mudah dimengerti. Misalnya ketika Indro menulis Bab 2: apa itu antibodi. Dijelaskan, ukuran antibodi itu jauh lebih kecil dari Covid. Antibodi itu kecilnya 10 nanometer. Tidak bisa dilihat, pun oleh mikroskop biasa. Padahal yang akan dibunuh oleh antibodi itu besarnya sepuluh kali lipat. Ada yang sampai 50 kali lipat. Anda sudah tahu: ukuran Covid itu 100 nanometer (paling kecil) sampai 500 nanometer.

Bagaimana si kecil antibodi bisa membunuh raksasa Covid? "Ratusan antibodi mengepung dan mengeroyok . Seperti semut mengerubungi seputih cokelat. Sampai cokelatnya tak terlihat lagi. Lalu itu pun mati.

Bacalah sendiri hasil pemikiran, penelitian dan penulisan Indro ini. Saya tidak bisa membocorkan semuanya.

Berpikir itu penting. Berbuat juga penting. Indro melakukan keduanya. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kecelakaan Beruntun 3 Unit Mobil dan Sepeda Motor di Bandung':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO