Selain itu, menurut Kiai Muchlis, demo itu salah alamat dan salah sasaran sasaran. "Seharusnya demo itu ke Pemkot Surabaya karena menurut aturan dan UU, yang berwenang memberi izin itu Pemkot Surabaya. Bukan Gubernur Jatim. Tapi demonya kok ke Grahadi, ke Pemprov Jatim. Tapi walaupun demo ke Pemkot untuk apa demo. Kan Holywings-nya sudah ditutup," kata Kiai Muchlis lagi. Kali ini ia tertawa.
Meski demikian, Kiai Muchlis lagi-lagi tak mempersoalkan aksi demo mereka. Karena itu bagian dari ekspresi demokrasi dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat. "Hanya saja kok telat dan salah salah alamat," katanya.
Ratusan orang dari Madura melakukan unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Mereka melakukan orasi menuntut agar Holywings di Surabaya ditutup.
"Kami di sini untuk membela Nabi kami," teriak di antara mereka. Mereka juga membentangkan spanduk. Di antaranya berbunyi atas nama umat Islam Jawa Timur. 'Umat Islam Jawa Timur menolak Holywings selamanya' demikian bunyi spanduk itu.
Kasus Holywings ini sempat menjadi isu nasional karena dalam promosinya dianggap menyinggung perasaan umat Islam dan Kristen. Itu terjadi saat Holywings mengumumkan promosi yang menggratiskan minuman kerasnya bagi orang bernama Muhammad dan Maria.
Promosi itu dianggap melecehkan Nabi Muhammad, karena itu muncul reaksi dari umat Islam. Sementara dari kalangan penganut Kristen tak muncul reaksi. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News