JEMBER, BANGSAONLINE.com - Sekretaris DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kabupaten Jember, Bambang Wahjoe, menilai pemerintah daerah setempat tidak tanggap atas merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.
Terbukti, upaya menekan jumlah hewan korban yang terjangkit belum juga terupdate dan dirilis oleh pemerintah hingga kini. Informasi yang diterima Bambang sampai dengan Juni lalu, ada 3.000 ekor sapi mati akibat PMK.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
“Pemerintah jangan cuek dengan urusan ini. sapi adalah bagian sumber ekonomi yang dicadangkan oleh masyarakat desa," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (19/7/2022).
"Seharusnya, janji bupati yang memprioritaskan kesejahteraan rakyat harus dipertanggungjawabkan. Jangan hanya saat kampanye saja butuh perhatian masyarakat,” imbuhnya.
Untuk itu, Bambang bersama relawan PMK berkeliling ke desa-desa untuk membantu masyarakat yang sapinya terjangkit PMK, seperti di Desa Mandiku, Desa Sidado, Kecamatan Tempurejo.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Sejumlah warga yang bernama, Saneran, Katibil, Margianto dan Muyadi, meminta bantuan dari Bambang selaku kader partai agar dicarikan solusi atas kematian ternaknya
"Terbayang bukan? Sedihnya masyarakat desa yang menyisihkan pendapatannya, untuk dibelikan sapi dengan harga puluhan juta rupiah, tiba-tiba mati akibat PMK yang mewabah. Untung ada relawan PMK yang sengaja mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat pemilik ternak. Jika tidak? Bagaimana nasib para peternak itu? berharap untung malah buntung,” urai Bambang.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan kematian ternak kepadanya atau ke Kantor DPC PDIP Jember. Hal tersebut dilakukan agar penanganan bisa disegerakan. (yud/sn/mar)
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News