JEMBER, BANGSAONLINE.com - Program kuliah kerja nyata (KKN) tematik Universitas Membangun Desa (UMD) yang dilakukan secara kolaboratif oleh Perguruan Tinggi se-Jember mendapat apresiasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT RI).
Luthfiyah Nurlaela, Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kemendes PDTT RI, menilai KKN tematik tersebut cukup relevan dengan Isntruksi Presiden (Inpres) No. 4 tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Baca Juga: Signifikan Turunkan Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Jatim Terima Insentif Fiskal Rp6,2 Miliar
"Kegiatan hari ini sangat relevan, ya. Sangat gayut (gayung bersambut) dengan apa yang menjadi tugas dari Kementerian Desa terkait dengan kemiskinan ekstrem. Sesuai Instruksi Presiden, Inpres No 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, hakikatnya adalah menjadi tanggung jawab kita bersama. Oleh karenanya, diperlukan keterpaduan sinergi program kerja sama antar-kementerian dan lembaga, maupun pemerintah daerah dengan mengoptimalkan dan mendayagunakan pelibatan perguruan tinggi, serta pemangku kepentingan lainnya," tuturnya dalam pengarahan sebelum penerjunan KKN Tematik UMD yang dilakukan secara kolaboratif oleh perguruan tinggi se-Jember.
Ia menekankan target Presiden, bahwa pada tahun 2024 harus Indonesia bebas dari kemiskinan ekstrem. Karena itu, ia berharap KKN tematik UMD yang dilakukan para mahasiswa ini dapat mendukung realisasi target tersebut. Utamanya adalah mengenai pendataan kemiskinan berbasis teknologi informasi dan teknologi. Hal itu ia kaitkan dengan data SDG's (sustainable development goals) yang dikerjakan oleh kementerian.
"Tugas Menteri Desa PDTT dalam hal ini, yaitu untuk memastikan atau menyediakan dan mengelola data SDG's desa untuk kemiskinan ekstrem. Dan kemudian yang kedua adalah memprioritaskan penggunaan dana desa untuk BLT, bantuan langsung tunai desa, dan juga untuk PKTD, padat karya tunai desa. Dan yang ketiga adalah membina serta menggerakkan BUMDes dan juga BUMDesa bersama, terutama yang mengelola dana bergulir untuk masyarakat dengan kemiskinan ektrem, serta untuk unit usaha yang berkaitan dengan ketahanan pangan nabati maupun hewani," paparnya.
Baca Juga: Tekan Kemiskinan Ekstrem dan Cegah Jeratan Rentenir, Khofifah Serahkan Bansos dan Zakat Produktif
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh mahasiswa KKN juga dapat menjadi solusi atas problem utama dalam penanganan kemiskinan. Sebab, data yang didapat dan dirangkum oleh mahasiswa, nantinya juga dapat dijadikan data pembanding dan alat validasi yang bisa digunakan kementerian.
"Tentunya ada strategi dalam penanganan warga miskin ekstrem, yang dimaksud antara lain: yang pertama adalah memupus kemiskinan ekstrem menjadi nol persen dilakukan pada level desa berbasis data mikro. Dan untuk itu, salah satu tujuan utama adik-adik diterjunkan," paparnya.
"Kemudian yang kedua adalah subyek penanganan warga merujuk satu nama satu alamat atau BNBA, by name by address. Maka tindakannya melalui pendekatan sensus, sehingga dapat menyasar pada seluruh masyarakat, tidak ada satu pun warga yang terlewat," urainya.
Baca Juga: Atasi Kemiskinan Ekstrem, Ribuan Masyarakat Bangkalan Terima Bansos Modal Usaha dari Pemprov
Luthfiyah menilai, problem utama penanganan kemiskinan terletak pada masalah ketepatan data. Agar strategi bisa berjalan, maka tahapan penanganannya adalah memastikan validitas data terlebih dahulu dengan cara mengecek hasil pendataan SDG's desa yang dimutakhirkan dengan data lapang.
Nantinya, tindak lanjut dari data tersebut melalui proses usulan. "Dapat diusulkan melalui kelompok-kelompok peduli atau posyandu kesejahteraan yang dikembangkan pada kantong kemiskinan ekstrem," pungkasnya. (yud/bil/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News