Di Depan 500 Guru Batam, Kiai Asep Minta PGMI Rekomendasi Tolak Penghapusan Frasa Madrasah

Di Depan 500 Guru Batam,  Kiai Asep Minta PGMI Rekomendasi Tolak Penghapusan Frasa Madrasah Sekitar 500 pengurus PGMI dan guru madrasah hadir memeriahkan Kongres PGMI di Batam yang berlangsung dua hari, Mulai Jumat hingga Sabtu (22-23/7/2022).Foto:mma/bangsaonline.com

BATAM, BANGSAONLINE.com – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) berlangsung semarak dan meriah. Acara yang berlangsung di Golden View Hotel Kota Batam itu penuh karangan bunga. Bahkan dihadiri sekitar 500 guru madrasah dari kota Batam dan para guru dari Kepulauan Riau (Kepri).

Hadir juga Wali Kota Batam, Muhammad Rudi. Wali kota dua periode yang kini disebut-sebut sebagai calon gubernur Kepri itu memberi sambutan saat pembukaan .

Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok

Selian Wali Kota Batam juga hadir Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr Muhammad Zain, S.Ag, M.Ag.

Acara itu berlangsung dua hari, yaitu Jumat dan Sabtu ((22-23/7/2022).

“Kami mengundang 700-san. Tapi yang hadir sekitar 500 orang,” tutur Dr H Zulkarnain, Ketua Pantia kepada BANGSAONLINE.com di lokasi acara, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga: Jelang Debat Kedua Pilgub Jatim 2024, Khofifah Didoakan Kiai Asep

Zulkarnain yang juga kepala Kemenag Kota Batam itu menuturkan bahwa itu juga dihadiri perwakilan PGMI dari berbagai provinsi. Antara lain Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Aceh, Gorontalo, Kepri, Jambi, Sulawesi Selatan, Banten dan Riau.

Dalam acara itu juga digelar Seminar Nasional Pendidikan dan pelantikan pengurus PGMI setempat.

Baca Juga: Emil Dardak Puji Gus Barra Berilmu Tinggi, Punya Jejaring Luas, Rubaie: Dekengani Pusat

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menyampaikan sambutan pada di Batam. Foto: mma/bangsaonline.com)

Acara itu semakin semarak karena juga dihadiri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, yang didaulat sebagai ketua Pembina PGMI. Bahkan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu diminta tampil menjadi pembicara dua kali.

yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) minta membuat rekomendasi menolak penghapusan frasa Madrasah dari RUU Sisdiknas. Ia minta rekomendasi itu dibawa ke Komisi VIII dan X DPR RI di Senayan Jakarta.

Baca Juga: Gus Barra dan Kiai Asep Borong Dagangan, Pedagang Pasar Kutorejo Bersyukur dan Mantap Pilih Mubarok

bahkan minta Ketua Umum PGMI Drs Syamsudin membawa beberapa ketua DPW PGMI bertemu Komisi VIII dan X DPR RI.

“Saya yang menanggung tiket dan hotelnya,” tegas Saifuddin Chalim saat memberikan sambutan di depan 500 guru Madrasah yang mengikuti di , Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga: 3.000 Relawan Barra-Rizal Ikuti Bimtek Saksi, 20 Rombong Bakso, Tahu Thek dan Soto Gratis Ludes

Penegasan itu langsung mendapat tepuk tangan meriah para guru yang mayoritas berasal dari Batam. “Bawa ketua-ketua DPW PGMI dari berbagai daerah ke Jakarta, untuk menolak penghapusan nomenklatur Madrasah,” tegas lagi.

sendiri sudah melakukan audensi dengan Komisi VIII DPR RI. Ia mendatangai Gedung DPR RI di Senayan Jakarta itu bersama para pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Ia bersama para Ketua DPW Pergunu dari berbagai daerah.

Saat itu menyerahkan rekomendasi Kongres III Pergunu yang berisi penolakan terhadap Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual (LGBT) dan penghapusan frasa Madrasah dari UU Sisdiknas.

Baca Juga: Antusias Masyarakat Sambut Gus Barra Borong Dagangan di Pasar Trawas

Dalam acara itu juga menegaskan bahwa para guru harus selalu menjaga kompetensinya. Menurut dia, sukses anak didik sangat tergantung kepada kompentesi guru dan kepala sekolah.

menegaskan bahwa para guru harus selalu disiplin dan istiqomah. “Kalau di tempat saya (Amanatul Ummah) tak ada guru yang tak ikut rapat,” kata .

Kiai Ase mengungkapkan bahwa peraturan di Amanatul Ummah sangat ketat. “Kalalu guru tak ikut rapat dianggap mengundurkan diri,” tegasnya. Sebaliknya, tutur , guru yang patuh pada peraturan dan ikut rapat diberi uang transport.

Baca Juga: Kampanye Simpatik Pasangan Mubarok, Kiai Asep Gelorakan Semangat untuk Masyarakat

Sementara Syamsudin saat memberikan sambutan mengecam Nadim Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia terkait penghapusan frasa Madrasah. “Nadim itu gak ngerti pendidikan,” kata Syamsudin.

Ia juga mengecam tentang aturan guru tetap masuk seperti biasa selama libur semester. Itu terkait edaran Surat Edaran Nomor B-1139.1/DJ.I/Dt.I.I/06/2022 tentang Libur Akhir Semester pada Madrasah yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemanag).

“Guru tiap hari sudah berteriak-teriak (mengajar) masak tak boleh libur,” katanya sembari mengatakan kalau para guru mogok akan merepotkan pemerintah. (mma)

Baca Juga: Siapkan Kontrak Politik Demi Pemerintahan Bersih, Barra-Rizal Dirikan Posko Masif Tiap Desa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO