SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, Aris Heru Utomo, mengajak kepada semua komponen bangsa Indonesia untuk kembali memahami sejarah Pancasila dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Pemahaman yang mendalam akan historisitas Bangsa Indonesia dan Pancasila akan membawa kita memahami konseptualitas nilai-nilai Pancasila dan fungsi pokok Pancasila," ujarnya saat menjadi pamateri dalam Penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila Jejaring Panca Mandala (JPM) Provinsi Jawa Timur di Hotel Grand Dafam, Surabaya, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga: BPIP Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila di Pasuruan
"Pada gilirannya hal tersebut akan mengarah pada aktualitas Pancasila dalam bentuk norma-norma kehidupan nasional yang bersifat ideologis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," imbuhnya.
Aris juga mengingatkan pesan Presiden Soekarno dalam pidato kenegaraan pada 17 Agustus 1966, yakni Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau Jas Merah. Oleh sebab itu, ia memberi pemaparan melalui materi Historis, Konseptualitas, dan Aktualitas akan pentingnya membumikan Pancasila ke ruang publik mulai dengan pengenalan kembali aspek sejarah, kemudian konsepnya, dan diakhiri dengan aktualisasi Pancasila.
Ia pun menyebut sejumlah poin kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang pada dasarnya meliputi aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan. Di bidang politik misalnya, penting untuk meyakini Pancasila sebagai way off life (pandangan hidup), dasar negara, dan ideologi nasional bangsa Indonesia.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ingatkan ASN Jaga Netralitas di Pilkada 2024
Adapun di bidang ekonomi, penting untuk meyakini bahwa kekayaan wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif, merupakan modal dan milik bersama bangsa. Karenanya penting untuk dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sementara itu di bidang sosial dan budaya, penting untuk meyakini kemajemukan bangsa dalam suku, agama maupun budaya dan asal keturunan merupakan modal dan milik bersama bangsa.
"Terakhir, di bidang pertahanan dan keamanan, penting untuk memahami bahwa setiap ancaman merupakan ancaman terhadap segenap masyarakat dan negara," pungkasnya. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News