GRESIK, BANGSAONLINE.com - Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo yang melanda sebagian daerah di wilayah Bojonegoro, Tuban dan Lamongan 2 hari ini, mendapatkan perhatian serius Pemkab Gresik. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemkab Gresik terus lakukan pemantauan debit air sungai Bengawan Solo pasca beberapa kabupaten tetangga kebanjiran.
"Ya, kami terus memantu kondisi sungai Bengawan Solo setelah kami tahu ada beberapa wilayah di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan mulai kebanjiran," kata Kepala Pelaksana BPBD Pemkab Gresik, H Abu Hasan SH, Minggu (26/4).
Baca Juga: Pascabanjir, Polres Ngawi Aktif Pantau Debit Air
BPBD menurut Hasan, telah lakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan kalau sungai Bengawan Solo yang membentang di wilayah Gresik meluap. Persiapan yang dimaksud sebagai bentuk tanggap darurat yang telah diputuskan Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto berakhir hingga 30 April 2015. "Berarti masih ada waktu sekitar se-minggu lagi. Makanya, BPBD terus lakukan langkah antisipasi," tuturnya.
Hasan mengaku optimis, banjir luapan sungai Bengawan Solo yang telah merendam beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, tidak akan berdampak serius terhadap sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Kabupaten Gresik. Sebab, di Kabupaten Lamongan, ada sudetan, tepatnya di Desa Pelangwot Kecamatan Laren tembus ke Sidayu Lawas yang akan berpengaruh besar terhadap menurunnya debit air sungai Bengawan Solo sebelum melintasi wilayah Gresik. "Gresik sangat tertolong dengan adanya sudetan di Pelangwot itu," jelasnya.
Meski begitu, BPBD tetap meminta masyarakat yang tinggal di sekitar DAS (daerah aliran sungai) Bengawan Solo, agar hati-hati untuk mengantisipasi sewaktu-waktu kalau sungai Bengawan Solo meluap. "Saya kira warga di sekitar DAS sudah sangat siap kalau sungai Bengawan Solo meluap," katanya.
BPBD sendiri telah membekali warga yang tinggal di sekitar DAS sungai Bengawan Solo berupa pemahaman tentang penanganan bencana yang benar. Sehingga, tidak sampai menimbulkan korban, khususnya korban jiwa.
"Terus terang saja, kalau warga kebanjiran sering terjadi korban, seperti korban meninggal, karena tenggelam, terlebih dari kalangan anak-anak, karena kurang fahamnya mereka menjaga keselamatan keluarga pada saat tertimpa banjir," terangnya.
Untuk itu, tambah Abu Hasan, para korban banjir harus diberikan pemahaman, kalau banjir sudah melanda daerah mereka, terlebih banjir yang sudah mencapai 1 meteran, maka apa saja yang perlu dilakukan, mulai minta bantuan ke BPBD, lakukan penyelamatan diri sendiri dan keluarga maupun evakuasi. "Kalau sudah bisa lakukan langkah seperti itu, korban bisa menjadi warga yang tangguh dalam menghadapi dan menangani bencana," katanya.
BPBD sendiri telah intens lakukan latihan simulasi penanganan dan penyelamatan diri ketika bencana melanda. Sehingga, warga yang tinggal di daerah rawan bencana, seperti sekitar DAS sungai Bengawan Solo bisa cepat, dan tepat dalam lakukan penyelamatan ketika bencana melanda wilayah mereka. "Program desa tangguh yang gencar BPBD lakukan menjadikan masyarakat di daerah rawan bencana menjadi makin tangguh dalam menghadapi bencana," pungkasnya.
Baca Juga: Perahu Bocor, Empat dari 3 Korban Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Ditemukan Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News