BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kanan kiri tanggul Sungai Bengawan Solo yang melintas di Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik rawan terjadi longsor. Kondisi tersebut diperparah dengan trend air Sungai Bengawan Solo yang beberapa hari terakhir tidak stabil.
Kondisi air sungai terpanjang di Pulau Jawa ini mengalami pasang surut. Hal itu disebabkan karena banyaknya air kiriman dari anak sungai didaerah hulu. Seperti anak sungai di Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Ngawi maupun dari anak sungai di wilayah Bojonegoro sendiri.
Baca Juga: Pascabanjir, Polres Ngawi Aktif Pantau Debit Air
Menurut Kasi Operasi Pengairan, UPT Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, di Bojonegoro, Mucharom, kondisi air Sungai Bengawan Solo yang mengalami pasang surut tersebut sangat mempengaruhi kondisi DAS Bengawan Solo. Sehingga kontur tanahnya labil.
"Hampir seluruh DAS bisa dibilang sangat rawan terjadi longsor," ujarnya kemarin, (28/04).
Tanggul Bengawan Solo yang longsor itu kebanyakan berada di tikungan luar. Sementara Bengawan Solo sendiri kondisinya banyak yang berkelok. Sehingga ancaman longsor sangat banyak. Namun, pihaknya mengaku tidak bisa secara maksimal dalam menangani kasus tersebut.
Baca Juga: Perahu Bocor, Empat dari 3 Korban Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Ditemukan Tewas
"Kita hanya melaporkan ke pusat, nanti pusat langsung yang menyetujui soal pembangunannya," tambahnya.
Titik longsor di Bengawan Solo tersebut belum banyak tergarap secara maksimal. Bahkan longsor berangsur-angsur menggerus pemukiman dan lahan pertanian warga sekitar sungai. Tahun ini, kata Mucharom, kondisi Bengawan Solo sangat memperitatinkan.
"Target pembangunan tahun ini di wilayah Desa Banjarejo, Kecamatan Padangan, dan Kecamatan Kanor," terangnya. (nur/rvl)
Baca Juga: HKBN 2023 di Lamongan, Menko PMK Dorong Penerapan Kurikulum Khusus Bagi Pelajar Terdampak Bencana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News