SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Deny Djukardi mengatakan, kondisi stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Jawa Timur dalam posisi cukup. Yakni masih mampu bertahan sekitar 30 hingga 40 hari ke depan.
Hal itu dikatakan Deny dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Stok BBM dan LPG 3 kg bersama Pemprov Jatim dan Forkopimda di Gedung Negara Grahadi, Kamis (1/9/22).
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
“Misalkan ada gangguan kami masih bisa bertahan 30 hari ke depan. Setiap pagi kami selalu koordinasi dengan wilayah maupun pusat untuk pemenuhan kebutuhan stok pada 6 Terminal BBM di Jatim," terangnya.
Ia juga menambahkan, dari hasil pantuan masing-masing fuel terminal dalam kondisi aman, stok cukup dan next supply sudah terencana dengan baik.
Deny mengimbau masyarakat untuk tidak perlu melakukan pembelian BBM secara berlebihan, karena akan berdampak pada pengiriman. Ia menambahkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, jika terjadi pembelian berlebihan, pihaknya memiliki sistem digital dashboard yang bisa melihat stok SPBU pada masing-masing wilayah.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
“Jika stok dalam kondisi kristis atau hanya beberapa jam saja, maka fuel terminal terdekat akan langsung melakukan pengiriman. Kami juga menyampaikan kepada SPBU untuk melakukan penyaluran secara wajar agar tidak disalahgunakan oleh spekulan,” jelasnya.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menekankan bahwa yang juga harus dipastikan aman adalah BBM untuk alat dan mesin pertanian (alsintan) dan juga kapal untuk nelayan.
Ia mewanti jangan sampai kenaikan BBM berdampak pada produksi pertanian maupun perikanan.
Baca Juga: PRPP Sabet Patra Nirbhaya Karya Pratama
“Saya kemarin sampai jam satu dini hari melakukan rakor untuk merumuskan langkah antisipasi secara komprehensif. Pertamina juga memastikan bahwa stok aman. Ibu-ibu juga tenang bahwa LPG stoknya aman distribusinya juga aman,” tegas Khofifah, saat wawancara seusai rakor.
Ditegaskannya, stok yang harus dipastikan aman bukan hanya pertlite, LPG, tapi juga adalah solar yang digunakan untuk nelayan, serta untuk alat dan mesin pertanian.
“BBM untuk alsintan jangan sampai tidak ada. Juga BBM untuk nelayan. Karena kita sedang berada pada posisi mengantisipasi krisis pangan dunia sehingga ini harus jadi bagian kewaspadaan kita bersama. Meski produksi padi kita tertinggi selama dua tahun berturut-turut, hal ini harus tetap kita jaga,” tegasnya.
Baca Juga: Jawa Timur Berprestasi, Khofifah: Karena Gubernurnya Santri
Ia meminta kepala daerah di Jatim untuk turut mengawal agar petani dan nelayan tidak sampai kekurangan atau mengalami kelangkaan sehingga tidak bisa bekerja.
Sebab jika sampai itu terjadi bisa menyebabkan dampak yang berkesinambungan baik untuk produksi sektor perikanan, pertanian hingga berpengaruh ke nilai tukar nelayan dan petani.
“Nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan harus terjaga. Karena jika tidak akan ada potensi kerentanan kemiskinan,” tegasnya.
Baca Juga: Pelayanan SPBU Mulung Tuban Tak Profesional, Pertamina Siap Turun Tangan
Sementara itu Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan, pihaknya sudah melakukan rakor dengan berbagai pihak dua hari sebelumnya. Menurutnya dari rakor tersebut membahas ketersediaan dan distribusi BBM.
“Dari 39 jajaran Polres di Jatim, kami mendata ada 965 SPBU yang kami jaga dan 6 terminal BBM. Semua akan kami jaga dengan melibatkan 2.600 personel dan kami membuat tim BBM terpadu yang beranggotakan TNI, Polri dan Pertamina,” katanya.
Hadir dalam acara, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Irdam V Brawijaya Brigjen TNI Adam Suwarno Pangeran, bupati/wali kota, dandim, dan kapolres. (dev/ari)
Baca Juga: Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News