SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) menggelar Festival Seni Munali Patah 2022 selama satu minggu, mulai 4-10 September 2022. Acara tersebut ajang memberikan apresiasi terhadap para seniman di Kota Delta sekaligus wujud memberikan penghargaan terhadap kiprah Munali Patah, seniman asal Sidoarjo yang menciptakan Tari Remo.
Festival Seni Munali Patah 2022 digelar di dua lokasi, yakni di Art Center Dekesda, Jl Erlangga 67 Sidoarjo, dan halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo, di Jalan Lingkar Timur Sidoarjo. Ketua Umum Dekesda, Ali Aspandi, mengatakan bahwa di Sidoarjo ada seorang tokoh yang menciptakan Tari Remo, namanya Munali Patah.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
"Pak Munali Patah ini warga Sidoarjo, punya nama besar, tetapi pada saat itu, kita semua tidak ada kesadaran untuk menghargai beliau," ujarnya saat pembukaan Festival Seni Munali Patah 2022 di Art Center Dekesda.
Oleh karena itu, kata Ali Aspandi, Dekesda mengabadikan nama Munali Patah menjadi nama sebuah festival seni. "Ini semata untuk melestarikan, menjaga sekaligus untuk mewujudkan Sidoarjo menjadi Kota Budaya," tandasnya.
Ia menambahkan, Festival Seni Munali Patah 2022 merupakan lanjutan dari program Munali Patah Award ke-1 tahun 2018 dan Munali Patah Award ke-2 tahun 2019. Tahun ini rencananya, Festival Seni Munali Patah digelar di alun-alun Sidoarjo. Namun karena suatu hal, lokasi dipindah, yakni di Art Center Dekesda dan halaman MPP Sidoarjo.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Ali menambahkan, festival ini sebagai rintisan bulan kesenian. Ke depan, Dekesda akan terus melaksanakan secara berkelanjutan. "Kita sudah sepakat dengan pengurus (Dekesda), Festival Munali Patah akan diadakan setiap dua tahun sekali," tandasnya.
Ditambahkan Ali, Festival Munali Patah 2022, juga sebagai upaya memberikan penghargaan kepada para seniman Sidoarjo yang mempunyai dedikasi kuat untuk mencurahkan seluruh kehidupannya di bidang seni budaya. "Keberadaannya sedikit banyak telah mempunyai sumbangsih yang tidak kecil nilainya di wilayah Sidoarjo," tegasnya.
Masih kata Ali Aspandi, sebuah penghargaan mempunyai fungsi ganda. "Selain dapat meningkatkan semangat untuk semakin giat lagi berkarya bagi yang menerima penghargaan, juga dapat merangsang sekaligus menginspirasi pelaku seni dan budaya yang lain agar terpacu untuk berkarya lebih baik lagi," tandas Ali.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Festival Seni Munali Patah 2022 resmi dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo Ahmad Misbahul Munir, yang didampingi Wakil Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Zahlul Yussar dan Ketua Umum Dekesda, Ali Aspandi, dengan pemukulan gong.
Acara pembukaan Festival Seni Munali Patah 2022 dihadiri para seniman, pegiat literasi dan tokoh pemuda di Kota Delta. Selain pertunjukan Tari Remo Munali Patah, acara pembukaan Festival Seni Munali Patah 2022 dimeriahkan dengan pemutaran film berjudul Remo Namaku, karya sejumlah seniman yang tergabung dalam Dekesda.
Film pendek bergenre drama roman yang diproduseri oleh Sekretaris Dekesda Iffa Suraiya ini,
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
juga dipersembahkan untuk seniman dan budayawan asal Sidoarjo yang menciptakan Tari Remo, Munali Patah.
Dalam sambutannya, Kepala Dinsos Sidoarjo Ahmad Misbahul Munir mengatakan, pemerintah daerah mendukung dan menggerakkan semua komponen untuk mengkaji kembali dan menggali budaya-budaya di Sidoarjo. "Tema festival ini sangat pas, bagaimana kita dengan kearifan lokal membangun Sidoarjo menjadi Kota Budaya," cetusnya.
Diketahui, selama seminggu, Festival Seni Munali Patah 2022 bakal menampilkan tari cross culture, banjari, remo Munali Patah, ludruk, karawitan, jaranan, musikalisasi puisi, musik patrol, orasi kebudayaan, orkestra biola, teater, bazaar buku, seni instalasi, dan beberapa pertunjukan seni lain.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Dekesda juga akan memberikan penghargaan Munali Patah Award kepada lima tokoh seni di Sidoarjo. Sedangkan di halaman MPP, Festival diisi dengan hiburan musik dangdut, campursari, dan bazaar UMKM.
Sekadar diketahui, lahir 17 Mei 1924 di Sidoarjo, Munali Patah telah bermain ludruk sejak sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Ia menekuni Tari Remo.
Berbekal gemerincing gongseng di kaki, kibasan sampur, dan udeng yang terikat erat di kepala, Munali Patah keliling kampung. Mengobarkan semangat perlawanan terhadap penjajah, meski nyawa menjadi taruhannya.
Baca Juga: Polisi Dalami Anak Bunuh Ibu di Sidoarjo
Tetapi Munali Patah terus menari remo, demi kemerdekaan, demi kesenian rakyat. Sungguh, dedikasi yang dijalani sepanjang hidup. Munali Patah memang bukan penari sekadar, dia seorang pembaharu.
Kisaran tahun 1970-an, Munali Patah gelisah dengan punahnya beberapa tari tradisional. Tari remo termasuk yang terancam punah.
Maka, Munali Patah membikin terobosan. Tari remo yang biasa dipentaskan sekitar 45 menit lantas dipadatkan menjadi 10 menit.
Baca Juga: Jenazah Perempuan Gegerkan Warga Waru, Diduga Tewas Dibunuh Anaknya
Sebenarnya Munali Patah tidak banyak mengubah ragam gerak tari remo konvensional. Tetapi Munali Patah menghapus ragam gerak tari yang berulang-ulang, menghilangkan ragam gerak tari semiotif dengan memertimbangkan aspek musik seleh gending, menghilangkan kidungan, memercepat irama.
Artinya, ia tetap memertahankan konsep tari remo sekaligus memberinya variasi sehingga tercipta tari remo gaya Munali Patah. Gaya tari remo yang lebih segar, menjawab perkembangan zaman.
Ada terobosan lain dari Munali Patah. Demi upaya pelestarian dan pengembangan, Munali Patah berani memisahkan tari remo dari ludruk. Sehingga tari remo bisa tetap menjadi bagian dari pementasan ludruk dan tari remo bisa pula dipentaskan secara mandiri.
Baca Juga: 5,9 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp8,25 M Dimusnahkan Bea Cukai Sidoarjo
Maka sejak itu, Munali Patah banyak mengajarkan tari remo kepada masyarakat umum, bukan terbatas pada orang-orang ludruk. (sta/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News