SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Penampilan ludruk Baladda dan teater ARAR mewarnai hari kedua Festival Seni Munali Patah (FSMP) 2022, di Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) Art Center, Senin (5/9/2022) malam. Sedangkan pentas musik dangdut juga memeriahkan FSMP 2022, yang digelar di halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo.
Ludruk Baladda Sidoarjo ini mementaskan lakon "Tembang Sunyi Godong Tebu" (Rodji Jagoan Semambung). Sajian pentas ludruk tersebut diiringi oleh karawitan dari siswa SMP Negeri 5 Sidoarjo.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Lakon ini ditulis dan disutradarai oleh Robets Bayoned. Sebuah lakon berlatar belakang Sidoarjo sebagai wilayah penghasil tebu terbaik pada kisaran tahun 1895.
"Perkebunan tebu banyak di mana-mana. Salah satunya di daerah Wonoayu Sidoarjo. Sayangnya, perkebunan tebu ini justru menimbulkan masalah baru di tingkat masyarakat," kata Robets
Masalah yang terjadi akibat sistem tanam paksa di zaman tersebut. "Sistem tanam paksa tidak memberikan dampak baik untuk rakyat pribumi yang dipekerjakan secara paksa tanpa diberikan upah. Banyak lurah yang tidak sepakat dengan cara VOC ini menjadi korban adu domba dengan lurah-lurah yang pro pemerintahan Hindia Belanda," ungkapnya.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Konflik para lurah tersebut menjadi kisah heroik tersendiri. Cerita perjuangan melawan penjajahan. Bahkan akhirnya memunculkan kepedulian seorang pemuda dari Wonoayu yang bernama Rodji, yang membela rakyat saat berurusan dengan penjajah Belanda.
Ludruk Baladda didukung para pemain yang terdiri dari Rofi, Rehan, Khoirul Anam, Anam Kecenk, Rina, Tito, Robets, Ipoel, Ayok, Yoyok, Pentil, Puput, Roy, Wahyu, Yayan, Dion, Miko, Aldi, Arkha. Tari remo oleh Uriyati dan kidungan oleh Aris. Adapun stage manager oleh Aixa Paramita.
Penampilan ludruk Baladda ini membuat para pengunjung FSMP 2022 di Dekesda Art Center kerap tertawa, karena celetukan-celetukan segar dan kocak para pemain ludruk Baladda.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Para penonton tampak betah mengikuti jalannya cerita ludruk yang berseting masa penjajahan Belanda tersebut hingga akhir cerita.
Sebelum penampilan ludruk, Festival Seni Munali Patah mementaskan teater dari Komunitas Teater ARAR. Pentas mengusung naskah Keberagaman Sidoarjo yang ditulis oleh Riri Wulandari, dengan sutradara Ardi Maulana.
Para pemain Teater ARAR masih berstatus pelajar SD, SMP, dan SMA. Mereka terdiri dari Andre, Fitri, Riri, Lia, Radit, Brian, Muazzar, Salwa, Diah, Maulana, Iqbal, Zildan, Ardi, Nia, Nisa. Pementasan dibantu oleh kru Yunita, Niken, Fitri, Lely.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Sutradara Teater ARAR, Ardi Maulana mengatakan, sebuah penampilan cerita di mana budaya Sidoarjo yang mulai tergerus zaman. Pihaknya memperkenalkan budaya-budaya Sidoarjo yang hampir menghilang, bahkan jarang digunakan oleh anak-anak sekarang.
"Contohnya seperti memakai batik, menari tarian tradisional, permainan tradisional, jaranan, dan pencak silat sekalipun. Maka dari itu, kami mengangkat judul tersebut sebagai pengingat keberagaman Sidoarjo di masa lalu, sejenak," papar Ardi Maulana. (sta/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News