SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Coaching clinic dan pelatihan jurnalistik oleh Forwas Institute bekerja sama dengan Komunitas Brang Wetan, berlanjut. Kali ini pelatihan jurnalistik digelar di SMP Negeri 1 Taman.
Dalam acara yang bertemakan "Untuk Membuat Konten Kreatif Dalam Kampanye Toleransi" ini, Forwas Institute diwakili oleh Wartawan Kompas.id Runik Sri Astuti dan wartawan iNews TV Yoyok Agusta tampil sebagai pemateri.
Baca Juga: 100 Siswa MAN 2 Tuban Ikut Pelatihan Jurnalistik "Dari Tren Menjadi Keren"
Para siswa yang menjadi peserta dalam acara itu mendapat materi berupa bagaimana cara menulis karya jurnalistik yang baik tanpa melanggar etika dan nilai-nilai toleransi.
Jadi pemateri pertama, Runik Sri Astuti memaparkan bahwa dalam membuat satu tulisan jurnalistik bertemakan toleransi, dibutuhkan adanya kedekatan antara penulis dengan peristiwa intoleran yang akan dijadikan bahan.
"Kalau dalam jurnalisme ada yang namanya proximity atau kedekatan. Jadi kita menulis itu berdasar pada kejadian yang dilaporkan wartawan dekat dengan kehidupan khalayak. Semakin dekat, maka semakin menarik untuk dibaca publik," ujar Runik.
Baca Juga: KPU Sidoarjo Ajak Media Beri Edukasi dan Dorong Partisipasi dalam Pilkada Serentak
Menurutnya, fenomena intoleran ini dapat datang dari mana saja, termasuk di lingkungan SMPN 1 Taman sendiri.
"Jadi observasi ini berangkat dari kondisi sekitar saat ini seperti apa. Nah, dari observasi ini nantinya yang bakal jadi bahan untuk pendeskripsian sebuah tulisan," ucapnya.
Kedua, Yoyok Agusta menjelaskan dalam membuat kerangka video jurnalistik dibutuhkan adanya pemahaman mengenai pengambilan video yang tepat.
Baca Juga: Gedung Balai Wartawan Sidoarjo Dirusak Orang tak Dikenal, Kaca Jendela Dilempar Batu
"Kita juga harus memahami, ketika kita membuat karya jurnalistik yang tema besarnya adalah toleransi, maka kita perlu mencatat di storyboard terlebih dahulu agar mempermudahkan kita memvisualisasikan" kata Yoyok.
Selain harus paham dalam proses pengambilan gambarnya, selanjutnya pesan dalam video jurnalistik harus tersampaikan ke khalayak umum.
"Video jurnalistik ini sebagai cara kita memperkenalkan secara visual kepada khalayak atau pemirsa melalui pengambilan-pengambilan video yang berurutan, agar pesannya tersampaikan dengan baik," imbuhnya.
Baca Juga: Meriahnya Festival Tolerasi 2024 di Sidoarjo
Tidak hanya itu, Yoyok berpesan kepada para peserta agar selalu memperhatikan tema dan keorisinalitas produk jurnalistik yang dibuat.
"Pertama perhatikan tema yang diambil, yang kedua selalu kita ingat bahwa jangan sekali-sekali kita menyomot karya orang lain tanpa seizin yang punya atau orisinalitas produk jurnalistik kita harus benar-benar dijaga," pungkasnya. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News