![Bali Nata Bhuwana ke Candi Tegowangi, Bupati Kediri Buka Ruang Kerja Sama di Sektor Seni Budaya Bali Nata Bhuwana ke Candi Tegowangi, Bupati Kediri Buka Ruang Kerja Sama di Sektor Seni Budaya](/images/uploads/berita/700/14daf89db1e0f31387fd2066b8a2eb46.jpg)
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Candi Tegowangi di Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, disinggahi Roadshow Bali Nata Bhuwana yang digelar oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali, Sabtu (15/10/2022). Agenda itu menampilkan Pagelaran Kolosal Candet Ding Pituning Pitu bertajuk 'Indonesia Raya Sujud Ibu'.
Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, mengatakan bahwa Pemkab Kediri selalu membuka luas kerja sama di sektor budaya dan pariwisata dengan pihak mana pun. Hal tersebut dilakukan guna memberdayakan seni budaya daerah sebagai benteng kepribadian bangsa.
Baca Juga: Cek Kesehatan, Dhito-Dewi Siap Ikuti Pelantikan Kepala Daerah Kediri dan Retret
“Ini komitmen kita dalam nguri-nguri dan memperkokoh tekad dalam memberdayakan seni budaya daerah sebagai benteng yang kuat untuk memperkokoh kepribadian Indonesia,” ujarnya.
Pagelaran semacam ini, menurutnya menjadi ajang promosi pariwisata dan segala potensi daerah Bumi Panjalu.
“Termasuk juga ajang bagi generasi muda menunjukkan kreativitas,” tuturnya perempuan yang karib disapa Mbak Dewi tersebut.
Baca Juga: Pemkab Kediri Dampingi Petani Nanas Jaga Kontinuitas Ekspor ke Uni Emirat Arab
Ia menambahkan, pagelaran seni semacam ini juga turut menyumbang tambahnya wawasan serta penguasaan seni budaya utamanya terhadap kaum milenial.
“Selain itu meningkatkan wawasan serta penguasaan seni budaya, pengetahuan kemampuan, kreatifitas dan kerja keras dalam mengembangkan seni budaya dan mengelola talenta,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor ISI Denpasar, I Wayan Adnyana, menyebut pagelaran ini merupakan serangkaian Bali Nata Bhuwana pertama 2022. Pihaknya memilih Kota Surabaya untuk pameran, seminar, dan workshop budaya.
Baca Juga: Bupati Kediri Instruksikan Dinas Perkim Lanjutkan Pembangunan Stadion GDJ Tahun ini
“Terus yang di Kediri kita melakukan Tari Kolosal Pituning Pitu Indonesia Raya : Sujud Ibu itu,” kata Wayan.
Menurut dia, tari yang dilakoni oleh 148 penari dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan ini merupakan kreasi baru pengembangan tradisi yang menceritakan kepahlawanan Garudeya (Garuda).
“Garudeya itu tidak mengenal kematian untuk melakukan kepahlawanan, sampai menemukan tirta amerta. Tegaknya kepahlawanan tidak boleh pudar yang kita contoh dari kepahlawanan garudeya,” pungkasnya.
Baca Juga: Tuntut Hak Garap Lahan, Ratusan Warga Puncu Demo ke Kantor Perhutani Kediri
Bupati Kediri mempunyai perhatian khusus dalam seni budaya. Di berbagai agenda, pihaknya terlihat menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesenian dan kebudayaan, mulai dari Seni Jaranan, Wayang, hingga diskusi-diskusi budaya serta pelestarian keris. (tia/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News