Gerak Cepat Tangani KLB Campak di Sumenep, Gubernur Khofifah Targetkan Imunisasi 95 Persen Anak

Gerak Cepat Tangani KLB Campak di Sumenep, Gubernur Khofifah Targetkan Imunisasi 95 Persen Anak

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah bergerak cepat menyikapi lonjakan kasus campak di Sumenep yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Berdasarkan data pada 17-21 Agustus 2025, tercatat 2.035 kasus suspek campak dan 17 kematian yang tersebar di 26 kecamatan.

Sebagai langkah awal, Khofifah mengirimkan 9.825 botol vaksin Measles and Rubella (MR) dari Kementerian Kesehatan ke Dinas Kesehatan Sumenep.

“KLB Campak yang terjadi di Sumenep menjadi perhatian kita bersama. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep dan Dinas Kesehatan Jatim serta dengan Kemenkes,” kata Khofifah, Jumat (22/8/2025).

“Dari koordinasi itu alhamdulillah kita sudah kirimkan vaksin MR untuk campak sebanyak 9.825 botol ke Sumenep sebagai Outbreak Response Imunization atau ORI,” imbuhnya.

Pemprov Jatim juga memberikan pelatihan epidemiologi KLB PD3I kepada seluruh puskesmas di Sumenep dan menggelar pertemuan lintas wilayah Madura Raya dan Surabaya Raya untuk menyusun dokumen kesepakatan penanggulangan KLB.

"Jadi penting juga melibatkan Surabaya Raya untuk mencegah campak ini agar tidak menyebar ke daerah lain. Dan bersamaan dengan pengamanan ini kita juga langsung bergerak cepat memasifkan imunisasi terutama anak-anak," urai Khofifah.

Bersama Kemenkes RI, WHO, dan Komite Ahli PD3I Indonesia, Pemprov Jatim menggelar rapat terbatas untuk membahas strategi penanggulangan. Berdasarkan kajian epidemiologi hingga 14 Agustus 2025, ORI akan dilaksanakan di 26 wilayah puskesmas mulai 25 Agustus hingga 14 September, menyasar anak usia 9 bulan hingga 6 tahun.

Khofifah menegaskan, vaksin MR akan diberikan satu dosis tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Setelah ORI, akan dilakukan imunisasi kejar bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasi campak sesuai usia.

Untuk mendukung keberhasilan ORI, dilakukan surveilans aktif dan kajian rekam medis di RSUD Dr. H. Moh. Anwar, RSI Garam Kalianget, dan RSU Sumekar. Koordinasi juga dilakukan dengan mitra potensial untuk mendampingi sasaran yang menolak imunisasi.

"Saya juga meminta kepada masyarakat untuk aktif mendorong awareness terkait gejala, komplikasi, dan pencegahan campak dengan imunisasi. Intinya target pelaksanaan ORI ini minimal 95 persen agar anak-anak terlindungi dan nantinya membentuk herd immunity," kata Khofifah.

Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan menyebar melalui percikan ludah saat batuk atau bersin. Dengan laju reproduksi (R0) 17–18, satu kasus positif dapat menulari hingga 18 orang.

Khofifah mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mematuhi protokol kesehatan, dan segera melakukan imunisasi sesuai usia. Ia juga menyarankan isolasi mandiri selama 7 hari bagi kasus ringan, serta segera membawa pasien ke rumah sakit jika gejala memburuk.

"Insya Allah malam ini juga saya akan ke Sumenep untuk cek langsung. Mudah-mudahan upaya kita dimudahkan, dan masyarakat Jawa Timur senantiasa diberi kesehatan. Amin," pungkasnya. (dev/mar)