PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Mahasiswa Jurusan Teknik arsitektur S2 UK (Universitas Kristen) Petra Surabaya mengunjungi edu wisata kebudayaan Taneyan Lanjhang di Dusun Buddagan 1, Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Sabtu (22/10/2022).
Dr. Agus Dwi Hariyanto ST, M Sc selaku dosen pembimbing mengatakan bahwa kedatangan para mahasiswa ke Taneyan Lanjhang selama dua hari itu untuk belajar tentang aspek lokal. Ia pun mengungkapkan alasan mahasiswa memilih budaya tersebut.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
"Mengapa kita memilih Taneyan Lanjhang? Karena ada keunikan yang tidak ada di tempat lain. Sistem kekerabatan yang kemudian diwujudkan dalam penataan fisik rumah, ada namanya rumah induk yang pertama kemudian dia bertambah lagi di sebelahnya dan bertambah di sebelahnya, ternyata taniyan lanjhang adalah Kompleks tidak menjadi rumah-rumah yang berhenti bertumbuh," paparnya.
"Yang menarik karena ada perubahan-perubahan pertambahan ruang, karena kebutuhan bertambah, dia bertumbuh secara horizontal, bertambah. Ada yang ditinggikan, berarti ada perubahan secara vertikal juga, nah itu juga menarik, dan menjadi tanda bahwa kompleks ini tidak tidak berhenti, rumah ini tidak bisa dibilang tradisional karena dia tidak berhenti pada saat tradisi tertentu," tuturnya menambahkan.
Selama ini, kata Agus, para mahasiswa belajar secara online karena pandemi Covid-19. Hal itu tidak bisa mencapai tujuan yang disesuaikan karena pelajaran yang diambil ialah ruang dan para siswa harus mengalaminya secara langsung.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
"Kalau kita belajar tentang rumah budaya Madura ini hanya dari Google, hanya dari baca buku saja, tidak cukup, harus mengalami sendiri, mengalami ruang bentuknya. Harus ada yang bisa dipegang, bisa merasakan, bisa melihat langsung, dan berdiskusi di lapangan, nah itulah sebenarnya tujuannya," ujarnya.
"Mahasiswa yang telah mempelajari Taneyan Lanjhang diharapkan punya kemampuan untuk menangkap fenomena yang ada, kemudian bisa menjadi sebuah kajian akademik di kampus. Mereka bisa belajar lebih dari sini, bagaimana belajar desain dari konsep potensi budaya lokal madura ini," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Taneyan Lanjhang, Halifaturrahman, berterima kasih dan mengaku kegiatan ini merupakan satu kebanggaan bagi keluarga besar karena mendapat kunjungan dari para mahasiswa S2 Teknik Arsitektur UK Petra Surabaya.
Baca Juga: Festival Tari Unggulan Meriahkan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke-494
"Karena ternyata masih banyak orang yang punya perhatian terhadap budaya Madura khususnya Taneyan Lanjhang. Memang, kedatangan 16 mahasiswa UK petra dan 2 dosennya ini paling tidak semakin membuka pemahaman dan wawasan dari masyarakat," ucapnya.
"Ada sesuatu yang sangat berharga yang selama ini barangkali tidak mereka pahami, padahal itu sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kekayaan budaya yang kita punya seperti taniyan lanjhang ini perlu kita jaga dan kita lestarikan," pungkasnya. (dim/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News