Bahas Dekadensi Moral, Ulama dari Berbagai Negara Timteng Kumpul di Kampus IKHAC Mojokerto

Bahas Dekadensi Moral, Ulama dari Berbagai Negara Timteng Kumpul di Kampus IKHAC Mojokerto Suasana acara konferensi internasional bertajuk Spiritual Education as Countermeasure to Moral Decadences in the Midst of Social Phenomenon di Kampus IKHAC Pacet Mojokerto Jawa Timur, Sabtu hingga Ahad (12-13/11/2022). Foto: MMA/bangsaonline.com

Menurut dia, ada dua hal penting dalam akhlak Islam. Pertama, bagaimana secara pribadi berkhidmat pada Islam. Kedua, bagaimana barkhidmat atau membantu orang lain sehingga bermanfaat bagi orang lain. Itulah inti akhlak Islam.

Dari Indonesia hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak dan Wakil Bupati Dr Muhammad Al Barra (Gus Bara). Juga hadir Prof Dr Agus Maulana, Pror Dr Said Hamid Hasan, Prof Dr Didi Sukyadi yang semuanya dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 

Selain mereka tentu saja Rektor IKHAC Gus Mauhiburrahman.

Dalam sambutannya, Emil memaparkan tentang teori perkembangan moral yang dicetuskan Laurence Kohlberg, guru besar Universitas Chicago dan Unversitas Harvard Amerika Serikat. Teori Kolhberg adalah teori yang mengukur tingkatan moral seseorang.

Teori Kolhberg meliputi Prekonvesional, Konvensional, dan Pasca-Konvensional. Dalam teori Kohlberg tahap prekonvensional, orang melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil, melainkan karena takut dihukum.

Pemahaman itu terus berkembang sesuai tahapannya sampai pada penalaran moral berdasar pada penalaran mujarad menggunakan prinsip etika universal. Bahwa hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan.

Menurut Emil, kalau mahasiswa IKHAC sudah tak diragukan lagi moralnya. Karena di pesantren Amanatul Ummah masalah akhlak menjadi prioritas.

Sementara Gus Barra yang menyampaikan sambutan sebelumnya menyatakan bahwa problem sekarang adalah problem akhlak. “Banyak penyimpangan akhlak dan penyimpangan agama,” kata putra tertua Kiai Asep itu.

Karena itu, menurut Gus Bara, konferensi internasional ini sangat bermanfaat. Apalagi nara sumber yang hadir punya kapasitas dan otoritas membahas akhlak.

Gus Bara juga mengatakan bahwa para pembicara dari sangat istimewa karena tiga syaikh yang sangat berpengaruh di Al Azhar  bisa didatangkan secara berbarengan. Bahkan, tegas Gus Bara, teman-temannya sesama alumni kagum dan heran karena IKHAC bisa mendatangkan tiga syaikh sekaligus dari yang selama ini sangat tidak mungkin.

Menurut Kiai Asep, kehadiran para syaikh Al Azhar itu tak lepas dari komunikasi Rektor IKHAC, Gus Muhib yang alumnus Universitas Al Azhar.

“Yang berkomunikasi yang rektornya,” kata Kiai Asep. (bersambung/MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO