BPS Jember Sebut Kenaikan Tarif Air Minum Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar November 2022

BPS Jember Sebut Kenaikan Tarif Air Minum Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar November 2022 Suasana rapat di Kantor BPS Jember.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kenaikan tarif air minum menjadi penyumbang terbesar atas di . Hal itu terungkap saat BPS  menerbitkan perkembangan indeks harga konsumen (IHK) November 2022, Kamis (1/12/2022).

Kepala BPS , Tri Erwandi, mengatakan bahwa berdasarkan hasil tangkapan oleh para penghimpun data, maka kembali menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur, dengan komoditas unik sebagai penyumbang terbesarnya. 

Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil

Ia menyebut, menjadi kabupaten dengan tertinggi, baik dihitung secara Month to Month (MtM) Oktober ke November 2022, Year on Year (YoY) November 2021 ke November 2022, maupun Year to Date (YtD)/ Januari hingga November 2022.

"Untuk (IHK) bulanan (MtM), sebesar 0,81 persen. Kalau dilihat dari tahun kalender (YtD) sebesar 6,79 persen. Sedangkan tahunan (YoY), masih menyentuh angka 7, yakni 7,76 persen," paparnya.

Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil

Di balik angka IHK itu, kata Tri, tarif air dari PDAM menyumbang andil terbesar bulanan sebesar 0,41 persen. Hal ini dijelaskan oleh salah satu tim pengelola data BPS , Meri.

"Hal tersebut ditangkap oleh para pengolah data bermula dari instruksi pihaknya di pusat, yang meminta penangkapan fenomena kenaikan tarif air dari perusahaan air minum daerah secara nasional. Pas momennya dengan yang dilakukan di (menaikkan tarif air). Sehingga, kami konfirmasi juga ke pihak PDAM, meminta data tarif yang baru," urai Meri.

Sementara itu, Direktur Umum PDAM , yang diwakili oleh kepala SPI, Imron Cahyadi mengaku terkejut dengan pemaparan yang telah disampaikan. Pihaknya mengaku selama 2 tahun tidak pernah menaikkan tarif air dan baru pertama kali dilakukan pada bulan lalu.

Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember

Kendati demikian, ia menilai para pelanggan bakal mengubah perilaku menjadi sangat menghemat pemakaian air. Sehingga, hal ini tidak cukup untuk mempengaruhi daerah, terlebih pelanggan PDAM hanya sebagian kecil masyarakat.

"Pelanggan kami sampai Desember ini (2022), hanya masih 10,14 persen dari seluruh penduduk ," ungkapnya.

Sehingga, kata Imron, angka yang ditangkap oleh BPS pada November 2022 menjadi sebuah polemik. Terlebih, konsumsi air dalam pandangan masyarakat masih dianggap sebagai konsumsi kalangan menengah ke atas.

Baca Juga: Bupati Malang Terima Penghargaan dari Mendagri

"Kami hanya menginput data rata-rata geometri dan menyesuaikan dengan tarif saja. Itu kami masukkan karena berkaitan dengan konsumsi masyarakat kelompok rumah tangga 1,2, dan 3." kata Meri. (yud/bil/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO