SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Meskipun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep telah menggelontorkan bantuan senilai ratusan juta untuk membantu masyarakat dalam membudidayakan tembakau tahun ini, namum produksi tembakau musim tanan tahun 2015 diprediksi akan menurun dibandingkan produksi tahun sebelumnya.
Hal itu terlihat banyaknya petani yang lebih memilih komoditas tanaman non tembakau. Sebab beberapa tahun terakhir petani sering mengalami kerugian yang cukup besar akibat harga tembakau yang tidak stabil.
Baca Juga: Triwulan III 2022, Nilai Ekspor Kota Kediri Meningkat 230 Persen
Ketua Peguyuban Pemerhati Kelompok Tani (P2KT) Sumenep Zaenuri menjelaskan, salah satu penyebab menurunnya hasil tembakau rajangan tahun ini karena banyaknya petani yang beralih fungsi menanam komoditas yang lain, seperti padi dan sayur mayur.
”Amatan kami, banyak persawahan yang saat ini ditanami padi. Bahkan, sebagian lahan pegunungan ditanami sayur mayur, seperti mentimun, lombok dan lainnya,” kata dia.
Sesuai dengan ploting area tanaman tembakau tahun 2015 naik sebanyak 3,80 persen dibadningkan pada tahun 2014 lalu. luas areal tanaman tembakau musim tanam 2015 mencapai 21.893 hektar dengan target produksi sebesar Rp 13. 136 ton. Sementara ploting area tenaman tembakau pada tahun 2014 lalu hanya seluas 21.093 hektar.
Baca Juga: Ini Alasan Pemkab Jember Gelar Pelatihan Kompetensi Buruh Tembakau di Polije
Sementara pada tahun tahun 2013 sumenep mendapatkan ploting area seluas 21.093 hektar dan pada tahun 2012 lalu Sumenep hanya mendapatkan lahan tanaman tembakau seluas seluas 20.358 hektare dengan target produksi 12.215 ton dan pada tahun 2011 lalu sumenep mendapatakan hanya sebanyak 22.333 hektare dengan jumlah produksi 13.400 Ton.
”Kami tidak yakin jika produksi tahun ini bisa mencapai target pemerintah. Apalagi, sudah beberpa tahun terakhir petani selalu mengalami kerugian besar, akibat harga tembakau anjlok,”terang dia.
Sementara bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas tembakau tahun ini sangat besar, salah satunya bantuan benih bibit sebanyak kurang lebih 60 ribu batang, bantuan penguatan modal hingga ratusan juta, dan sejumlah peralatan petani tembakau, sepeti timba, hand preyer dan lain semacamnya digelontorkan.
Baca Juga: Bupati Sumenep Tegaskan Tak Ada Lagi Permainan Harga dan Pengambilan Sampel Tembakau Terlalu Banyak
”Kami akui, kepedulian pemerintah memang sudah banyak. Tapi bagi petani itu hanya dipandang sebelah mata. Karena petani tidak butuh itu semua, melainkan bagaimana pemerintah bisa menstabilkan harga, sehingga petani tidak selalu mengalami kerugian,” ungkap Zaenuri.
Menurut Zaenuri, mestinya penerima tidak hanya bisa memberikan bantuan, namun bisa memberikan solusi terutama saat harga jual tembakau anjlok. Salah satunya dengan cara menyediakan gudang tempat penampungan, atau dengan cara lain menekan peruhasaan agar harga tidak dipermainkan.
”Sejak beberapa tahun terkahir kan tidak, bahkan yang mempunyai kewenangan soal harga akan pihak perusahaan, makanya petani selalu rugi. Sementara pemerintah sendiri terkesan diam,” terangnya.
Baca Juga: Begini Tanggapan Sejumlah Pihak di Pamekasan Terkait Pembakaran Truk Tembakau
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep, Herman Poernomo mengatakan, dirinya sangat optimis hasil produksi tamkbau tahun ini meningkat. Hal itu mengacu terhadap sejumlah bantuan yang telah digelonotorkan lumayan besar.
Bahkan, dilihat dari segi cuaca diprediksi akan lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga tidak menutut kemingkinan kalitas tembakau petani akan semakin bagus.
”Soal harga, kami sudah melakukan komonikasi dengan pihak perusahaan. Kami terus akan memperjuangkan agar petani tidak selalu mengalami kerugian,” katanya. (fay/ns)
Baca Juga: Selamatkan Mata Pencaharian Petani Tembakau, Bupati Pamekasan Teken Petisi Together We Grow
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News