TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Pasca eksekusi secara paksa komplek perbelanjaan Belga di Tulungagung pada Rabu (14/12/2022) lalu, berpotensi angka pengangguran semakin bertambah.
Hal ini, menjadi tugas berat bagi Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung untuk mencari solusi untuk meminimalisir terjadinya peningkatan pengangguran di wilayahnya.
Baca Juga: Kurang dari 24 Jam, Polresta Sidoarjo Tangkap Suami yang Bunuh Istri di Krian
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung, Agus Santoso mengungkapkan, saat ini, pihaknya tengah melakukan kajian dan mengusulkan alternatif solusi kepada Bupati Tulungagung, untuk karyawan dampak eksekusi secara paksa 51 ruko yang ada di komplek perbelanjaan Belga.
"Kami akan menghadap bupati untuk mencari solusi dampak dari eksekusi itu, apalagi untuk karyawan yang tidak bisa bekerja setelah eksekusi,” kata Agus kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (16/12/2022).
Menurutnya, alternatif solusi pertama adalah dengan mengusulkan pemberian pelatihan atau kursus kepada eks karyawan Belga.
Baca Juga: Warga Tulungagung Meninggal, Diduga Keracunan Nasi Hajatan dari Blitar
Setelah itu, rencana berikutnya, ialah memberikan bantuan alat kerja, sehingga, mereka dapat berkarya secara mandiri dan tetap mendapatkan penghasilan.
“Usai mengikuti pelatihan, kami akan bantu dengan alat sehingga tidak kehilangan pekerjaan. Mereka pun dapat mandiri di rumah dan dapat menciptakan lapangan kerja baru,” paparnya
Agus berharap, usulannya dapat diterima oleh Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo. Jika tidak, pihaknya mengkhawatirkan, jumlah pengangguran di tahun ini, bertambah 7 persen.
Baca Juga: Promosikan Judi Online, Selebgram Asal Tulungagung Diamankan Polisi
“Tahun ini angka pengangguran usia produktif di Tulungagung hampir tujuh persen. Sedang tahun lalu masih di angka lima persen koma sekian,” terangnya.
Ia berjanji, dalam waktu dekat, akan segera melakukan interventarisasi jumlah karyawan yang tidak bekerja pasca terjadinya eksekusi ruko Belga.
Pihaknya juga memastikan, karyawan yang terdampak tidak hanya pihak dari Ruko Belga saja, namun juga pada karyawan di Ruko lainnya.
Baca Juga: Diduga Depresi, Seorang Ayah di Tulungagung Tega Bunuh Anak Kandungnya
Apalagi, dengan adanya jumlah puluhan ruko di lokasi tersebut dan mempunyai karyawan, sehingga bukan tidak mungkin ada karyawan lainnya turut terdampak.
“Dampak pengangguran pasca eksekusi lahan Pertokoan Belga bisa dikata mirip dengan (force majeure). Harus ada perlakuan khusus,” katanya (fer/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News