GRESIK, BANGSAONLINE.com - Polres Gresik terus mengembangkan kasus dukun penggandaan uang palsu (upal) dengan menggunakan media darah dan jenglot, yang dilakukan oleh pelaku MY (49).
Sebelumnya, MY ditangkap di rumah kontrakannya, Perumahan (Perum) Grand Verona Regency Bunder Blok F7/16, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Berdasarkan pemeriksaan, kantong darah yang dipakai MY untuk ritual penggandaan upal itu persis seperti yang digunakan Palang Malerah Indonesia (PMI). Asli atau tidak kantong darah itu dari PMI, Polres Gresik tengah mendalaminya dengan menggandeng tenaga ahli.
"Iya. Saya diminta bantuan Polres Gresik menjadi tenaga ahli untuk mengetahui darah itu (yang dipakai dukun untuk penggandaan upal)," ucap Ketua PMI Kabupaten Gresik, Achmad Nadhir, kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (13/1/2023).
Menurut Nadhir, kalau dilihat dari bentuknya, kantong darah itu memang dari PMI. Namun, ia belum bisa memastikan dari itu darah manusia atau bukan. Termasuk, cara MY mendapatkan kantong darah tersebut juga masih dalam penyelidikan.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
"Ini masih dalam proses di kepolisian," terang mantan Ketua DPC PPP Gresik ini saat menjawab pertanyaan wartawan BANGSAONLINE.com.
Nadhir memastikan kalau puluhan kantong darah yang ditemukan polisi saat menggerebek rumah MY bukan dari PMI Gresik.
"Kantong darah itu saya pastikan bukan dari PMI Gresik, meski kantongnya PMI," katanya.
Baca Juga: Santri di Kedamean Gresik Ditangkap Buntut Dugaan Aniaya Pengasuhnya hingga Tewas
Ia menegaskan bahwa institusi PMI Gresik yang dipimpinnya sejak tahun 2022 mendapat surat dari Ketua Umum PMI, M Jusuf Kalla. Isinya, kantong darah yang keluar dari PMI Gresik harus ada tanda tangan rumah sakit yang membutuhkan.
"Jadi, darah yang keluar dari PMI Gresik harus teregistrasi dan ada barcodenya. Sebab, keluar masuknya darah di PMI Gresik itu di unit transfusi darah (UTD) ada aturan sangat ketat," tuturnya.
"Karena itu, jika darah yang ditemukan itu bisa juga darah expired (kedaluarsa), tentu ada nomor seri barcodenya. Jadi, tak mudah dibuang atau keluar begitu saja. Tidak segampang itu," paparnya.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Khusus darah yang sudah expired atau waktunya untuk dibuang karena menjadi limbah, lanjut Nadhir, sudah ada pihak ketiga yang mengurusinya.
Ia menambahkan, PMI Gresik menerapkan prosedur ketat dalam mengeluarkan darah untuk kepentingan pasien di rumah sakit (RS).
"Harus ada surat dari RS bersangkutan. Jenis darahnya apa, misal golongan darah O dan lainnya," cetusnya seraya mengatakan bahwa RS tersebut juga sudah harus memorandum of understanding (MoU) dengan PMI.
Baca Juga: Mobil Boks Adu Banteng dengan 5 Motor di Morowudi Gresik, 2 Orang Tewas
Pasca terbongkarnya kasus dukun pengganda upal yang menggunakan media darah, Nadhir mengaku langsung ditelepon Ketua Umum PMI M. Jusuf Kalla dan Ketua PMI Jawa Timur Imam Utomo.
"Beliau-beliaunya mempertanyakan apakah darah yang digunakan dukun itu dari PMI Gresik. Ya saya jawab, bukan. Beliau-beliaunya minta dibantu ditelusuri. Sebab, kasus ini pertama di Jawa Timur, bahkan Indonesia," paparnya. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News