KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Trauma masih dirasakan warga terdampak kerusuhan di Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih. Menyikapi kondisi ini, Bupati Kedrii, Hanindhito Himawan Pramana, memberikan pendampingan trauma healing kepada warga yang belum bisa melupakan kejadian pada Kamis (5/1/2023).
Setidaknya, ada puluhan warga yang masih trauma dikumpulkan di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih. Dalam pendampingan trauma healing ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kediri menggandeng kalangan akademisi dari program studi psikologi Islam, IAIN Kediri.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
"Kejadian kerusuhan kemarin memang banyak warga yang mengalami trauma, mulai tingkat ringan sampai berat. Hari ini warga yang menyaksikan kerusuhan itu dihadirkan untuk mengikuti trauma healing," kata Plt Kepala Dinsos Kabupaten Kediri, Dyah Saktiana, Jumat (13/1/2023).
Pendampingan trauma healing bagi warga terdampak kerusuhan, lanjut Nana (sapaan akrabnya), merupakan instruksi langsung dari bupati. Pasalnya, saat kejadian banyak warga, bahkan anak-anak yang melihat langsung kejadian kerusuhan itu.
"Mas Bupati meminta langsung dilakukan pendampingan trauma healing, supaya dapat terdeteksi mana yang trauma ringan, mana yang berat," ujarnya.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Bagi warga yang terdeteksi mengalami trauma berat, nantinya akan dilanjutkan dengan pendampingan khusus secara bertahap oleh petugas psikologis klinis. Melalui pendampingan itu diharapkan warga dapat kembali normal tanpa bayang-bayang kejadian kerusuhan yang sebelumnya dilihat.
"Pendampingan ini supaya traumanya tidak berkelanjutan, karena kalau traumanya berat dan berkelanjutan bisa berbahaya, bisa menjadi ODGJ," tuturnya.
Pendampingan tahap pertama yang dilakukan itu khususnya untuk warga yang sudah dewasa. Sedang, untuk anak-anak pendampingan akan dilakukan di hari berbeda karena membutuhkan perlakuan berbeda.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
Selain dari IAIN Kediri, pendampingan trauma healing bagi anak-anak nantinya, berdasarkan rencana juga datang dari pekerja sosial Kementerian Sosial. Adapun pelaksanaan pendampingan dilakukan pada awal pekan depan.
"Pekerja sosial ini khusus menangani anak, nanti pekerja sosial ini akan mendampingi dari IAIN Kediri," ucap Nana.
Kerusuhan di Kecamatan Ngadiluwih pada dini hari itu merupakan buntut konflik antardua perguruan silat. Ketika kerusuhan, terjadi pengerusakan rumah, gerobak, bahkan pembakaran motor.
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
Menyikapi kerusuhan di sana, bupati telah melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda dengan mengundang dari pengurus perguruan silat agar kerusuhan semacam itu tidak terulang, dalam rapat itu Mas Dhito menyatakan akan membentuk forum kerukunan pencak silat.
Bupati mengaku mendapat laporan langsung dari warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Dalam laporannya itu, warga mengaku masih mengalami trauma.
"Saya menerima laporan sendiri dari ibu-ibu di daerah Ngadiluwih yang menyampaikan kepada saya, Mas Bupati kalau kerugian yang kami alami ini tidak seberapa tapi trauma bahwa kami tidak bisa tidur nyenyak itu sampai hari ini masih (mereka) rasakan," urai Mas Dhito.
Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga
Melalui kegiatan pendampingan trauma healing, ia berharap warga dapat kembali pulih dari efek trauma atas kejadian kerusuhan yang terjadi. Pihaknya menekankan, kerusuhan semacam itu merupakan yang terakhir kali di Kabupaten Kediri. (tia/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News