PASURUAN, BANGSAONLINE.com - KH. Fahmi Amrullah atau yang akrab disapa Gus Fahmi angkat bicara terkait Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang pernah dicap kafir karena bermalam di rumah pendeta. Ia meminta masyarakat untuk tidak mudah mempersoalkan perbedaan terlalu dalam.
"Jika ada aliran yang mudah menyalahkan sholawatan, tahlilan, ziarah kubur, cukup panjenengan bilang sak karepmu (terserah)," ujarnya saat mengisi rutinan pengajian kitab At-Tibyan karangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari yang digelar oleh Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Pasuruan Raya, Minggu (15/1/2022).
Baca Juga: Puisi Prof Dr 'Abd Al Haris: Pimpin dengan Singkat, Gus Dur Presiden Penuh Berkat
Gus Fahmi menjelaskan, orang seperti itu merasa dirinya paling mulia dan paling benar. Dengan demikian, para hadirin diminta untuk tidak berdebat dan lebih baik mengabaikan mereka.
"Jangankan kita, Gus Dur saja dikafirkan gara-gara bermalam di rumah sahabatnya, Pendeta Kristen di Malang," tuturnya.
Ia pun menceritakan kisah Gus Dur saat itu. Beliau tidak mau bermalam di hotel saat melakukan perjalanan karena senang silaturahim. Karena terlalu malam, presiden ke-4 ini menyempatkan diri untuk menginap di rumah temannya yang berbeda agama.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
"Sepulang dari Malang, sudah banyak wacana bahwa Gus Dur kafir. Jangankan masuk surga, baunya saja gak bakalan. Kok kereng (jahat) gitu," ucapnya.
Namun, Gus Fahmi mengatakan bahwa Imam Syafi'i menghadiahi bacaan Alquran kepada gurunya Imam Ahmad Ibnu Hambal.
"Di sana kita sudah jelas bahwa di dalam kandungan tahlil itu kalimat Thoyibah yang ada di dalam Al-Qur'an dan hadits, seperti ayat kursi, surat Yasin, dan lafadz la Ilaha illalloh," paparnya.
Baca Juga: Grand Launching Majelis Istighotsah Ikapete, Gus Fahmi Ajak Lestarikan Peninggalan Mbah Hasyim
Sementara itu, Ketua Ikapete Kabupaten Pasuruan, Khoirul Basyar, mengatakan bahwa forum silaturahmi merupakan solusi mencairkan ketegangan sosial, baik di level bawah maupun atas.
"Pentingnya pengajian Kitab Mbah Hasyim ini memang mencairkan setiap ketegangan yang ada. Makanya, rugi lek gak ngaji (kalau tidak mengaji kitab beliau," pungkasnya. (afa/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News