PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Perubahan nama lembaga pendidikan SMA Negeri 1 Bangil (Smanba) menjadi SMAN 1 Taruna Madani (Smantara) Jawa Timur di Bangil Kabupaten Pasuruan terus berimbas. Terbaru, 8 siswa dikeluarkan dengan berbagai lasan.
Perubahan itu juga membawa imbas pada beberapa karakter oknum guru. Mereka menjadi pemarah dan menerapkan disiplin yang berlebihan. Akibat ketatnya penerapan disiplin itu, ada 8 siswa reguler yang dipaksa membuat surat pengunduran diri dengan beberapa alasan.
Baca Juga: HUT ke-79, Kodim 0819 Pasuruan Gelar Lomba PBB Piala Panglima TNI Tingkat Pelajar se-Pasuruan Raya
Menurut salah satu siswa SMAN 1 Taruna Madani yang minta identitasnya dirahasiakan, dirinya diminta untuk membuat surat pengunduran diri dengan alasan ketahuan menjual narkoba dan terlibat dalam perbuatan asusila.
"Kalau sekolah, saya dan teman lainnya sudah kelas 11. Ada yang terbukti berbuat asusila dan sudah menikah," katanya berkisah.
Ceritanya, saat itu sepulang sekolah, dia dan 7 temannya bermain dan nongkrong ke Pandaan. Usai acara, mereka berpencar pulang. Namun, ternyata saat di sekolah semuanya kena sanksi.
Baca Juga: Ratusan Sekolah SD di Pasuruan yang Mengalami Kerusakan akan Direhab Menggunakan DAK
"Di hadapan BK (bimbingan dan konseling) saya sudah ceritakan sesuai yang kita tahu. Namun cerita itu diabaikan pihak BK. Saya tetap dipaksa bikin surat mengundurkan diri," ujar dia.
Kepala SMAN 1 Taruna Madani, Imron Rosyadi, enggan memberikan keterangan saat dikonfirmasi terkait 8 siswa yang diminta mengundurkan diri. Dia menunjuk Aji Soko, Humas SMAN 1 Taruna Madani untuk menemui wartawan.
"Maaf Pak, kepala sekolah sudah 3 kali kecewa dengan pemberitaan HARIAN BANGSA. Alasannya tak mau diajak kerja sama pemberitaan yang baik," kata Aji Soko menyampaikan pesan Imron Rosyadi.
Baca Juga: Tingkatkan Pendidikan Aqliyah dan Khuluqiyah, SDN 1 Bulusari Adakan Ponpes Kilat
Dijelaskan Aji Soko, sebanyak 8 siswa yang diberhentikan dari sekolah sudah melalui proses BK. Alasannya, mereka terlibat kasus asusila dan narkoba.
"Sekali lagi, mereka dikeluarkan dari sekolah (karena) terlibat kasus asusila dan narkoba," kata Aji Soko menegaskan. (par/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News