JEMBER, BANGSAONLINE.com - BPS Jember merilis berita resmi statistik (BRS) mengenai indeks harga konsumen (IHK)/inflasi hasil tangkapan Bulan Januari 2023, Rabu (1/2/2023). Saat itu, disebutkan bahwa Jember mengalami inflasi di awal tahun sebesar 0,16 persen, dengan hitungan bulanan atau month to month (dari Desember 2022 ke Januari 2023).
Angka tersebut terbilang rendah, dan apabila dihitung dengan metode tahunan (year on year), Jember mengalami inflasi yang tertinggi di Jawa Timur, yakni di angka 7,08 persen. Penyumbang inflasi Jember yang tertinggi masih berkutat pada komoditas hasil pertanian, dan secara umum pada kelompok pengeluaran bahan makanan dan minuman.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
"Lagi-lagi si kecil pedas ya, cabai rawit. Kebutuhan cabai ini tidak bisa lepas," kata Kepala BPS Jember, Tri Erwandi.
Menurut hasil tangkapan dan olahan data yang dirilis, cabai rawit menunjukkan kenaikan harga sebesar 35,74 persen, dengan andil sebesar 0,11 persen secara bulanan. Sedangkan jika dihitung secara tahunan, tingginya inflasi di Jember dipengaruhi secara kuat oleh dampak kenaikan BBM.
"Kelompok pengeluaran untuk transportasi oleh masyarakat tercatat mengalami andil inflasi yang cukup tinggi. Komoditas bensin mengalami inflasi sebesar 29,39 persen dengan andil 1,21 persen selama setahun (Januari 2022 s.d. Januari 2023),” urai Erwandi.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Sementara itu, perwakilan dari Dinas TPHP Jember, Sudiono, mengonfirmasi kondisi cabai yang mengalami inflasi di awal 2023. Sehingga, pihaknya mengaku telah bertindak dalam upaya pencegahan inflasi pada beberapa komoditas hasil pertanian tersebut.
“Sekitar bulan November dan Desember, kami sudah melakukan pendistribusian bibit cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah. Setidaknya sekitar 3 bulan selanjutnya, bisa mengurangi laju inflasi,” ungkapnya.
Meski tetap menjadi daerah dengan inflasi tahunan yang tertinggi di Jawa Timur, Erwandi menilai angka inflasi bulanannya mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun tahun sebelumnya. Merujuk pada data inflasi Jember di tahun 2022 pada bulan yang sama, angka inflasi tercatat sebesar 0,46 persen, dan 2021 pada bulan yang sama di 2021, inflasi Jember pada angka 0,26 persen.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
“Ini starting point yang bagus, dipertahankan, dikendalikan, sehingga khususnya masyarakat yang membelanjakan konsumsinya (daya beli) itu bisa naik atau cukup.” ujarnya.
Menurut dia, jika pengendalian laju inflasi bisa terus masif di bulan- bulan berikutnya, pihaknya yakin, inflasi tahunan akan turun dengan sendirinya. Sebab hal tersebut dihitung utuh selama 12 bulan berjalan.
“Memang perlu upaya keras dari pemkab. Jadi tidak hanya dengan operasi pasar saja, tapi komoditas tadi seperti cabai, bawang, itu perlu diupayakan (produksi), supaya naiknya (harga) nggak tinggi. Ini perlu sinergisitas.” pungkasnya. (yud/bil/mar)
Baca Juga: Bupati Malang Terima Penghargaan dari Mendagri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News