GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik menyiapkan tiga strategi untuk kemajuan industri pertanian dan kimia di tahun 2023 ini. Ketiganya merupakan wujud komitmen Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota Holding Pupuk Indonesia untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian serta memajukan industri kimia dalam negeri.
Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama Petrokimia Gresik, menyampaikan kebijakan pupuk bersubsidi di dalam negeri mengalami perubahan. Permentan 10/2022 memfokuskan pupuk bersubsidi pada pupuk Urea dan NPK. Sementara SP-36, ZA, dan pupuk organik yang merupakan produksi dari Petrokimia Gresik tidak lagi masuk dalam skema subsidi.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Tugaskan 54 Taruna Makmur ke Berbagai Daerah Indonesia
"Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Petrokimia Gresik di tahun 2023 untuk meningkatkan daya saing dan ketersediaan produk komersil retail, sehingga mampu bersaing dengan produk lain di pasar," ucap Dwi Satriyo, Jumat (17/2/2023).
Tiga rencana strategis yang dijalankan Petrokimia Gresik di tahun 2023 ialah, pertama, membangun Pabrik Phonska V untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK. Upaya ini menjadi langkah perusahaan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan pupuk nasional maupun global.
Pabrik ini nantinya juga bisa dioperasikan dengan multi formula, sehingga lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pasar pupuk NPK.
Baca Juga: Tata Kelola TUKS Petrokimia Gresik Raih Penghargaan dari Kemenkes
Kedua, Petrokimia Gresik melakukan komersialisasi asam fosfat untuk pasar dalam negeri maupun global. Asam fosfat merupakan salah satu bahan baku pupuk NPK, sehingga berperan penting dalam mendukung peningkatan produksi NPK dalam negeri dan global.
"Komersialisasi ini merupakan strategi perusahaan untuk mengoptimalisasi rate produksi serta meningkatkan penjualan asam fosfat," tuturnya.
Ketiga, Petrokimia Gresik di tahun 2023 a kan melakukan optimalisasi produk hasil samping. Saat ini perusahaan telah mampu memproduksi surfaktan dengan produk green surfactant yang dapat digunakan sebagai enhance oil recovery (EOR).
Baca Juga: Gerak Cepat Tim Damkar Petrokimia Padamkan Kebakaran Pabrik NPK
"Ini menjadi terobosan penting bagi industri minyak dan gas (migas) di Indonesia," terangnya.
Secara teknis, surfaktan akan diinjeksikan ke sumur minyak tua yang produksinya menurun. Minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa. Sehingga surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.
Surfaktan produksi Petrokimia Gresik merupakan green surfactant dengan bahan baku metil ester yang berasal dari kelapa sawit. Selain harganya lebih kompetitif, green surfactant ini juga akan menambah nilai (add value) dari kelapa sawit. (hud/ns)
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Top 3 Diamond di Ajang TKMPN ke-38 di Bali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News