KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkab Kediri melalui dinas lingkungan hidup (DLH) memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dengan melakukan gerebek sampah di Kawasan Simpang Lima Gumul, Kecamatan Ngasem, Senin (13/3/2023).
Dalam aksi gerebek sampah tersebut, DLH menggandeng relawan lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Relawan Peduli Lingkungan ARPL Kediri dan komunitas lingkungan lainnya.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Tidak hanya relawan, seluruh OPD di lingkungan Pemkab Kediri juga mengirimkan wakilnya untuk bersama-sama membersihkan sampah di kawasan SLG.
Sebelum kegiatan gerebek sampah dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembacaan deklarasi Kediri Berbudaya Bersih. Koordinator Aliansi Relawan Peduli Lingkungan (ARPL) Kediri, dr. Ari Purnomo Adi, ditunjuk untuk memimpin pembacaan deklarasi tersebut.
Ada lima poin dalam deklarasi Kediri Berbudaya Bersih tersebut, yaitu budayakan malu buang sampah sembarangan, budayakan peduli kebersihan, budayakan gaya hidup minim sampah, budayakan memilah sampah, dan budayakan mengolah sampah.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Plt. Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Eko Subekti, mengatakan kegiatan gerebek sampah ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pihaknya terhadap banyaknya sampah di kawasan SLG.
Menurut Putut, kegiatan gerebek sampah ini sengaja melibatkan semua pihak, terutama para relawan lingkungan di Kabupaten Kediri untuk bersama-sama ikut membersihkan sampah di kawasan SLG.
"Kegiatan ini juga untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023. HPSN sendiri adalah hari nasional yang diperingati dalam rangka untuk mewujudkan serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah yang dihasilkan setiap tahunnya," kata Putut Eko Subekti, Senin (13/3/2028).
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Sementara itu, Ari Purnomo Adi mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri ini. Menurut Ari, berbicara masalah sampah memang agak rumit. Karena harus melibatkan banyak pihak.
"Penanganan masalah sampah, terutama sampah yang dibuang sembarangan, memang tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Semua pihak harus ikut terlibat. Makanya, kami telah mendirikan sekolah sampah," kata pria yang juga Ketua FPRB Kabupaten Kediri itu. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News