MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah menghadiri peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK Ke -51, dan Pembukaan Jambore Kader PKK Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 di Kabupaten Mojokerto, Selasa (14/3/2023).
Sebagai Ketua Pembina TP PKK Jatim, ia menyampaikan bahwa hari ini para Tim Penggerak PKK memiliki sejumlah tugas, yakni membentuk keluarga yang tangguh, menurunkan angka stunting, dan angka pernikahan usia dini.
Baca Juga: Jadi Narasumber Kongres Pendidikan NU, Khofifah Tekankan Pentingnya STEM dan Gizi pada Generasi Emas
“PR yang pertama adalah ketangguhan atau ketahanan keluarga. Ketahanan nasional harus dimulai dari ketahanan keluarga. Kedua terkait stunting, meski angka stunting Jatim sudah di bawah standar WHO yakni 19,2 persen, namun angka tersebut harus terus ditekan seminimal mungkin," ujarnya.
"Target nasional tahun 2024 adalah 14 persen. Mari kita ikhtiar bersama untuk mencapai target 2024 stunting di Jawa Timur bisa 14 persen. Dan yang ketiga yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya intervensi kita bersama untuk menurunkan angka pernikahan usia dini,” paparnya menambahkan.
Terkait penurunan angka stunting, Khofifah mengatakan bahwa perlu adanya Ibu Asuh untuk mendampingi para anak yang terindikasi stunting. Tidak hanya itu, dalam upaya preventif, juga perlu dilakukan pendampingan yang intens pada para remaja dan juga ibu hamil agar tercukupi gizinya sehingga tidak sampai melahirkan anak yang stunting.
Baca Juga: Jatim Penghasil Durian Terbesar, Khofifah Bakal Jadikan Ekspor Unggulan Demi Kesejahteraan Petani
“Karena Intervensinya terlambat jika dimulai sejak kehamilan. Namun penting life cycle sejak remaja untuk dijaga. Jangan sampai kurang zat besi misalnya,” tuturnya.
Untuk memberikan edukasi tersebut, Mantan Menteri Sosial RI ini mengatakan pentingnya koordinasi dan sinergi bersama sekolah-sekolah SMP-SMA. Terutama agar edukasi perihal life cycle bisa disampaikan pada para murid.
Baca Juga: Bicara Toleransi di UINSA, Khofifah Ungkap Pengalamannya Tangani Konflik di Tolikara Papua
Tidak hanya itu, masih dalam kaitan masalah penurunan stunting, Khofifah berpesan soal pentingnya standarisasi potret pengukuran stunting yang harus disamakan di tiap-tiap daerah.
“Saya mohon kita semua menggunakan standar yang sama. Karena Kemenkes menggunakan SSGI maka saya harap semua menggunakan indikator tersebut,” ucapnya.
Ia juga meminta agar klinik tumbuh kembang anak diperbanyak di tiap daerah. Sebab menurutnya jumlah klinik layanan tumbuh kembang anak saat ini masih terbatas.
Baca Juga: Resmikan Han Palace dan Legacy Ballroom, Khofifah Optimistis Perkuat Sektor MICE di Jawa Timur
Melihat kondisi tersebut, Khofifah juga menceritakan hasil diskusinya bersama Ratna Megawangi. Dari hasil diskusinya, ia menuturkan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Ratna Megawangi.
Penelitian tersebut berfokus pada satu kampung di salah satu negara di Asia yang 99,9 persen anak disana teridentifikasi stunting dan kurang gizi. Hanya menyisakan 1 keluarga dengan 4-5 orang anak yang tidak stunting.
“Latar kehidupan ekonomi disana sama, sanitasinya sama semuanya kurang. Yang membedakan adalah pola asuh. Gizi memang penting. Tapi pola asuh juga tak kalah pentingnya,” tuturnya.
Baca Juga: Penumpang Motor Tewas Usai Terlindas Truk yang Akan Menyalip di Simpang Lima Krian
Maka hal tersebutlah yang membuat Khofifah mengajak PKK agar masih mengingatkan di masyarakat bahwa gizi memang penting dalam mensupport tumbuh kembang anak. Tapi pola asuh dan kasih sayang juga harus diberikan.
“Saya sering sebut kalau mau memberikan makanan kepada anak jangan lupa gizi dan ucapkan bismillah. Agar mereka tidak sekadar kenyang tapi sehat dan berkah,” katanya.
Berikutnya PR yang ketiga adalah masalah penurunan angka pernikahan usia dini. Terkait hal ini, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini memesankan tentang pentingnya pembentukan perspektif keluarga yang tangguh. Menurutnya pembentukan kualitas hidup dan ketangguhan keluarga menjadi hal penting untuk disiapkan antara lain melalui pernikahan yang cukup usia.
Baca Juga: Khofifah Imbau Masyarakat Jawa Timur Waspada Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang
“Keluarga tangguh itu penting. InsyaAllah kalo keluarga tangguh, anak kita akan dijauhkan dari hal hal negatif. Ketangguhan keluarga ini nantinya juga akan berpengaruh pada penekanan angka pernikahan usia dini,” tegasnya.
Dikatakan Khofifah PKK adalah sebuah social capital yang luar biasa. Bahkan ia menyebut, bahwa PKK adalah shadow goverment. Karena PKK punya banyak pekerjaan yang beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Mudah-mudahan seluruh energi yang diabdikan bisa menjadi amal jariyah bagi panjenengan semua. Selamat juga untuk yang mendapatkan penghargaan. Tapi pada dasarnya semuanya luar biasa. Karena PKK ini luar biasa sekaligus biasa di luar karena memang sangat aktif melayani masyarakat,” katanya
Baca Juga: Khofifah Apresiasi Perajin Tenun Ikat Parengan Lamongan yang Tetap Eksis hingga Generasi ke-3
Di akhir, menutup sambutannya Ia memberikan ucapan selamat Hari Kesatuan Gerak PKK Jawa Timur Ke-51 dan sekaligus membuka acara Jambore Kader PKK Provinsi Jawa Timur Tahun 2023.
“Selamat memperingati HKG PKK Ke-51 dan bersama-sama kita Buka Jambore ini dengan ucapan Basmalah. Bismillahirrohmanirrohim. Mudah-mudahan menghasilkan kesuksesan, kemanfaatan dan keberkahan. Juga selamat menyambut datangnya Ramadhan 1444 Hijriyah,” pungkasnya
Sementara itu, Ketua TP PKK Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak, mengaku bahagia mengetahui bahwa kini Jatim berada di bawah persentase stunting yang ditetapkan WHO, yaitu 20 persen. Di mana, Jatim kini berada di angka 19,2 persen.
Baca Juga: Sebanyak 4.447 Sapi di Jatim Sembuh dari Virus PMK, Khofifah Apresiasi Pemerintah hingga Peternak
Terkait hal itu, istri Wagub Jatim itu optimis bahwa angka ini dapat menurun hingga mencapai 14 persen pada 2024 melalui bantuan pemerintah, stakeholder, serta semua lapisan masyarakat. Utamanya, apabila semangat untuk mengupayakan penurunan ini dimulai dari dalam keluarga sendiri.
"Memang di satu sisi kita bahagia karena sudah ada di bawah angka yang ditetapkan WHO tapi tetap kita masih mengingat masih ada PR hingga 14 persen kurang dari satu tahun ini," katanya. (dev/ris/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News