Terancam Jadi Tersangka, Donald Trump Sebut Jaksa Binatang, Tutup Mulut Cewek Rp2 M

Terancam Jadi Tersangka, Donald Trump Sebut Jaksa Binatang, Tutup Mulut Cewek Rp2 M Dahlan Iskan di Amerika Serikat. Foto: ist

NEW YORK, BANGSAONLINE.com Mantan Presiden , yang memimpin Amerika Serikat ala cow boy kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Tapi kini ia mulai terhalang skandal seks. Ia terancam jadi terdakwa karena menggunakan uang kampanye untuk menutup mulut artis yang diajak tidur dengan uang Rp 2 miliar.

Siapa jaksa yang paling dibenci Trump itu? Kenapa si jaksa minta bantuan tim juri yang jumlahnya sangat besar yaitu 23 orang? Wah seru ya? Kenapa pula Trump mengawali kampanye di basis Kristen aliran tertentu di Waco?

Baca Juga: Pemimpin Psikopat

Silakan baca tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE edisi Minggu, 26 Maret 2023. Selamat membaca:

BEGITU tinggi keinginan Alvin Bragg untuk bersikap fair. Jaksa Distrik New York itu sampai minta bantuan satu tim juri dalam jumlah besar: 23 orang. Begitu besarnya juri itu sampai disebut grand jury. Juri itulah yang akan menentukan apakah mantan presiden harus jadi tersangka atau tidak.

Di New York dewan juri biasa bersidang tiap Senin, Rabu, dan Kamis. Biasanya sore hari. Antara pukul 14.00 sampai 17.00. Mereka dipilih secara acak, di antara warga kota. Latar belakang mereka juga sangat bervariasi. Satu dewan juri hanya untuk satu kasus.

Baca Juga: Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden

Senin, Rabu, dan Kamis lalu mereka diminta kumpul. Secara rahasia. Tapi bocor. Maka kubu tahu bahwa nasibnya sedang di ujung tanduk. Kubu Trump memperkirakan jaksa Bragg akan menetapkan Trump sebagai tersangka Kamis lalu. Yakni setelah dewan juri memutuskannya.

Sejak itu Trump terus melancarkan ofensif. Anda pun sudah tahu kebiasaan Trump: menyerang lawannya dengan brutal. Maka ia menyerukan agar pengikutnya bergerak. Tidak diam. Trump juga mengingatkan penetapan dirinya sebagai tersangka bisa menimbulkan ketegangan dan kerusuhan. Bahkan Trump menyebut jaksa Bragg sebagai binatang.

Dewan juri ternyata belum bisa membuat putusan. Masih harus menunggu sidang lagi. Jaksa Bragg masih akan mengajukan lagi satu saksi tambahan di depan juri.

Baca Juga: Korupsi Rp 1 Triliun, Tangan Ketua DPRD Diborgol

Sambil menunggu putusan itu, serangan pada jaksa Bragg terus meningkat. Termasuk ancaman pembunuhan.

Maka hari-hari ini kantor jaksa Distrik New York mendapat penjagaan ekstra. Termasuk anjing pelacak bahan peledak. Ancaman begitu nyata.

Berbau SARA pula.

Baca Juga: Donald Trump Punya Bakat Provokator Sejak Muda, Lima Anak Tak Bersalah Dipenjara

Alvin Bragg, pernah jadi guru sekolah Minggu di gerejanya, memang seorang kulit hitam. Ia tergabung dalam Gereja Baptis Abyssinian New York.

Baru kali ini jaksa Distrik New York bukan kulit putih. Alvin, jaksa hebat lulusan Harvard terpilih sebagai jaksa di pemilu yang lalu. Bersamaan dengan pemilihan wali kota New York. Di Amerika seorang jaksa memang dipilih oleh rakyat setempat.

Perkara yang melibatkan Trump ini Anda sudah tahu: uang tutup mulut. Yang ditutup adalah mulutnya seorang cewek. Bukan cewek biasa. Dia seorang bintang film porno. Yang namanya sudah Anda hafal: Stormy Daniel.

Baca Juga: Joe Biden-Xi Jinping Bakal "Bajak" KTT G20 di Bali?

Daniel mengaku tidur bersama Trump di masa kampanye Pemilu 2016. Sembrono. Bahaya. Maka dia diberi uang sekitar Rp 2 miliar. Untuk tidak ngoceh.

Seandainya itu uang dari saku Trump sendiri mungkin tidak jadi masalah. Asal usul uang tutup mulut itu terkait dana kampanye. Sebenarnya bukan Trump sendiri yang menyerahkan uang itu. Anggota tim kampanyenyalah yang melakukan. Hanya saja ia mengaku disuruh Trump.

Maka banyak yang menilai tidak selayaknya urusan ini sampai membuat seorang mantan presiden Amerika jadi tersangka. Kalau sampai terjadi, ini memang sangat bersejarah. Inilah kali pertama di Amerika mantan presiden jadi tersangka. Urusannya esek-esek pula.

Baca Juga: Permusuhan Rakyat dan Pemerintah, Membuka Luka Lama, Gereja Melawan Pemerintah

Menurut Trump semua itu soal politik. Jaksa Bragg adalah anggota partai Demokrat. Sedang Trump kini sudah dalam status calon presiden. Yang terkuat dari Partai Republik. Hari ini Trump akan melaksanakan kampanye resmi hari pertama.

Lokasi kampanye perdana ini pun dipilih yang sangat spesial. Yakni di kota kecil Waco, bagian tengah Texas. Inilah kota yang menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintah pusat. Rasanya saya pernah menulis soal Waco saat lewat di sana dulu.

Pemerintah pusat, waktu itu, 1992, dinilai bersikap berlebihan. Yakni ketika FBI mengepung padepokan aliran Kristen tertentu di Waco. Pengepungan dilakukan berhari-hari. Dengan tujuan agar pimpinan aliran gereja itu menyerah. Waktu itu pemerintah pusat juga dipegang partai Demokrat.

Baca Juga: Rusia Campur Tangan, FBI Bergerak, Trump Bakar Dokumen dan Masukkan Toilet

Ketika dalam status dikepung itulah salah satu gudang amunisi di dalam padepokan itu meledak. Terbakar. Asap hitam membumbung ke angkasa tinggi. Sebanyak 87 orang meninggal dunia. Semua korban adalah anggota sekte agama tersebut. Mereka memang lagi kumpul di padepokan karena percaya sebentar lagi kiamat akan tiba.

Pemerintah pusat mendapat laporan bahwa di padepokan tersebut disimpan banyak sekali senjata api. Seorang sopir truk mengaku mengantarkan senjata itu ke kompleks itu. Bukan hanya satu kali pengiriman tapi beberapa kali.

Pengepungan yang dramatis itulah yang dianggap berlebihan. Padahal mereka mengumpulkan senjata sebagai antisipasi: jangan-jangan rakyat tidak boleh lagi punya senjata.

Baca Juga: Target Rusia Meleset, Gagal Kuasai Kiev Jumat, Presiden Zelenskyy Mau Diganti Viktor Yanukovych

Upaya Jaksa Bragg mengincar Trump kali ini pun dianggap upaya yang berlebihan dari pemerintah. Trump menganggap dirinya senasib dengan aliran Kristen yang di Waco itu.

Maka kampanye perdana Trump hari ini akan sangat emosional dan ideologis. Trump sangat pandai memanfaatkan momentum seperti itu. Termasuk memanfaatkan momentum rencana penetapan dirinya sebagai tersangka. Trump bisa menjadikan kasus hukum itu untuk membangun sentimen baru. Kelihatannya berhasil. Terbukti penggalangan dana kampanye untuk Trump mencapai USD 1,5 juta hanya dalam waktu singkat. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO