PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Bagian Hisab dan Rukyat (BHR) Kabupaten Pamekasan, melakukan pemantauan hilal untuk menentukan bulan 1 Syawal, Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Ketua BHR Pamekasan, Hosen memprediksi 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H, tidak berbarengan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Hal ini, berdasarkan posisi hilal pada Kamis (20/4/2023), ketinggian antara 1-2 drajat diatas ufuk dengan sudut elongasi dibawah 4 drajat, sehingga diprediksi lebaran jatuh pada Sabtu (22/4/2023).
"Kalau Hari Raya Idul Fitri pada 21 April posisi hilal masih jauh, artinya di bawah kriteria visibilitas baru (Imkanur Rukya)," katanya, kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (13/4/2023).
Ia menambahkan, sementara menurut Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (Mabims), ketinggian hilal pada posisi di 3 drajat, dengan sudut elongasi 6,4 drajat.
Baca Juga: Sejarah Pesantren Dibelokkan, Menag: Pesantren Harus Jadi Tuan Rumah di Republik Ini
"Kalau dari posisi hilal kemungkinan terjadi perbedaan penetapan awal 1 syawal 1444 H kana pada hari itu kemungkinan belum bisa dilihat," jelasnya.
Namun, Hosen menegaskan, hal tersebut masih menunggu hasil rukyatul hilal dan keputusan sidang yang akan di gelar pada Kamis (20/4/2023) sekitar pukul 19.00 WIB.
Ia juga mengimbau kepada umat Islam di Madura, khususnya di Pamekasan, agar tetap saling menghargai dan menghormati, jika terjadi perbedaan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
"Kami tim BHR Pamekasan nanti pada kamis depan juga akan melakukan pemantauan hilal di Observatorium Jokotole IAIN Madura Jalan Raya Tlanakan Pamekasan," pungkasnya. (dim/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News