BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan dikritik keluarga pasien karena dinilai lambat dalam memberikan penangan kepada anaknya yang berumur 15 bulan yang mengalami sakit paru.
Abdus Salam, orang tua pasien, mengatakan sang anak harus menunggu hingga 6 jam di instalasi gawat darurat (IGD) hingga akhirnya mendapatkan penanganan medis dari dokter ahli dan di pindah ke kamar perawatan.
Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi
"Saya sebelum ke RSUD bawa anak saya ke Puskesmas Burneh, lalu diarahkan ke sana. Sampai di rumah sakit, saya menunggu dari jam 1 siang sampai jam 7 malam baru masuk kamar dan ditangani dokter spesialisnya," ujar Abdus Salam pada BANGSAONLINE.com, Sabtu (29/4/2023).
Selama menunggu 6 jam, Abdus Salam mengaku cemas karena sang anak dalam kondisi yang tidak stabil harus dan memerlukan penanganan yang cepat dari pihak RSUD.
"Lama sekali menunggunya. Saya khawatir dengan kondisi anak saya yang saat itu sempat step dan mengalami kejang. Apalagi kemaren itu ramai sekali orang yang menunggu di IGD itu. Harusnya kalau ada anak kecil yang sakit seperti ini lebih diutamakan lah, atau kasih kebijakan yang berbeda," harapnya.
Baca Juga: Dewan hingga Akademisi Desak Polisi Jerat Pembunuh Mahasiswi di Bangkalan dengan Hukuman Mati
Dikonfirmasi terkait hal itu, RSUD Syamrabu Bangkalan melalui Dr. Catur Budi justru menganggap lamanya proses perpindahan pasien dari IGD ke kamar merupakan hal yang lumrah. Sebab menurutnya, proses perpindahan itu harus melalui beberapa tahapan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada.
"Semua ada tahapannya dan harus sesuai SOP sebelum ditangani oleh dokter spesialis. Kan harus dicek dulu kondisinya oleh dokter umum, dan itu butuh waktu juga. Apalagi kalau sampai ruangan penuh, kami juga harus mengatur itu," pungkasnya. (mil/uzi/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News