
JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU), selalu meliburkan ngaji para santrinya tiap hari Selasa. Bahkan hingga kini di Pesantren Tebuireng tiap hari Selasa ngaji selalu libur. Kenapa?
KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng mengungkap sejarah awal ketika Hadratussyaikh mendirikan Pesantren Tebuireng. Menurut dia, Hadratussyaikh mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899. Saat itu terjadi ketimpangan sosial luar biasa.
BACA JUGA:
- Gus Kikin: Gus Dur Jadi Presiden karena Terpaksa
- Ziarah ke Makam Pendiri NU dan Gus Dur, Prabowo Kunjungi 4 Pesantren Besar Jatim dalam Sehari
- Dzuriyah Hadratussyaikh, Mbah Wahab, dan Hasan Gipo Dukung Kiai Chalim sebagai Pahlawan Nasional
- Kiai Dihina Habis-Habisan, Kiai Wahab dan Kiai Chalim Minta Restu Hadratussyaikh Dirikan NU
“Pabrik gula menyewa tanah petani. Sewanya relatif murah,” tutur Gus Kikin saat memberikan sambutan dalam acara Halal Bihalal dan Temu Alumni Nasional Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Sabtu (20/5/2023).
Melihat realitas sosial yang menyengsarakan rakyat itu, Hadratussyaikh lalu tergerak untuk membeli sebagian tanah itu. Bukan untuk kepentingan pribadi atau dirinya sendiri. Tapi untuk kepentingan para petani itu sendiri.
Jadi, dengan tanah yang dibeli itu Hadratussyaikh bisa mengajarkan ilmu pertanian pada masyarakat secara baik dan mandiri, sehingga mereka tidak lagi menyewakan tanahnya kepada pabrik gula dengan harga murah.
“Tiap hari Selasa, Kiai Hasyim Asy’ari turun ke desa, mengajari masyarakat untuk bertani,” kata Gus Kikin.
Simak berita selengkapnya ...