KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dewan Pendidikan Kabupaten Kediri menggelar dialog interaktif dengan kepala dan komite sekolah mulai hari ini, Selasa (25/7/2023) hingga besok, Rabu (26/7/2023).
Dialog bertajuk 'Menjadi Orang Tua Yang Baik di Era Kurikulum Merdeka' itu dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kediri, Mukhamad Muhsin.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Wakil Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Kediri, Suryat Abdulloh, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan di Bumi Panjalu.
Apalagi dengan adanya perbedaan kurikulum, termasuk diberlakukannya Kurikulum Merdeka, maka orang tua juga diminta ambil peran terhadap pengawasan dan pembelajaran anak mereka.
"Dengan adanya kurikulum merdeka, maka orang tua (murid) kami libatkan untuk pendidikan anak-anak," katanya.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Sementara itu, Kepala Disdik Kabupaten Kediri Mukhamad Muhsin, sangat mengapresiasi digelarnya agenda tersebut. Ia juga menyinggung terkait dengan banyaknya angka putus sekolah di Kabupaten Kediri.
Menurut dia, pihaknya akan terus berupaya mengurangi angka anak putus sekolah (APS) di wilayah kerjanya hingga mencapai Zero APS. Ia menyebut, pengurangan jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Kediri ini sejalan dengan komitmen Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Disdik Kabupaten Kediri, kata Muhsin, mendapat tugas mengentaskan sekitar 5.000 anak putus sekolah dan secara bertahap angka tersebut mulai berkurang menuju zero APS.
Baca Juga: English Massive Cetak Sejarah Baru untuk Kota Kediri
"Untuk itu, kami saat ini gencar mengenalkan kepada masyarakat program GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh). Tujuannya, agar mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu dan terancam putus sekolah bisa memperoleh beasiswa, sehingga dapat melanjutkan pendidikannya," paparnya.
Pada Agustus 2023 nanti, lanjut Muhsin, anak-anak yang sebelumnya putus sekolah diharapkan sudah bisa terdistribusi ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Kediri ini.
"Kenapa anak bisa putus sekolah, yang utama tentu soal biaya. Makanya, Pemkab Kediri berusaha untuk meringankan beban masyarakat tersebut dengan memberikan beasiswa melalui GNOTA yang ini mempunyai dana Rp25 miliar," tuturnya
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Ia menambahkan, untuk tahun ini yang sudah pasti mendapat beasiswa siswa GNOTA adalah 130 siswa yang saat ini sudah diterima di SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School. Mereka itu adalah siswa-siswi dari keluarga kurang mampu, hasil dari penjaringan dari sekitar 300 pendaftar. Mereka akan menjadi anak didik di tahun pertama sekolah berasrama itu.
Muhsin juga berpesan kepada pada guru supaya meningkatkan profesionalisme. Dengan cara itu, seluruh tenaga pendidik bisa tahu secara menyeluruh apa saja permasalahan anak.
"Tolong apa yang saya sampaikan ini bisa diteruskan kepada para orang tua. Khusus kepada dewan pendidikan, dapat memberi masukan kepada sekolah agar bisa menjadi sekolah yang baik dan berkualitas," pungkasnya.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
Sanusi, anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Kediri yang juga Koordinator Suara Nurani (Suar) Kediri yang menjadi narasumber dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa dialog Parenting ini fokusnya adalah membahas peran orang tua dalam pendidikan anak.
"Tujuan dialog ini adalah agar peserta dapat memahami pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Selanjutnya, agar Komite Sekolah dapat mengetahui perannya dalam proses pembelajaran anak dan bisa memaksimalkan peran sekolah dslam melakukan mitigasi dan strategi dalam pembelajaran," kata Sanusi.
Dijelaskan Sanusi, bahwa parenting atau pengasuhan anak ini adalah sikap dan perilaku orang tua yang melibatkan perasaan serta pola pikir untuk mengasuh anak. Tujuan parenting, lanjutnya, adalah untuk memastikan keselamatan dan kesehatan anak, bisa mempersiapkan anak untuk menjalani masa depannya agar kelak bisa menjadi orang dewasa yang produktif.
Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mbak Chicha Berkomitmen Setarakan Hak Penyandang
"Dan bisa mewariskan nilai-nilai kultur dan budaya yang telah ada turun temurun," ucapnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News