NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Ritual Siraman Sedudo tak lekang oleh zaman dan terus dilestarikan masyarakat Desa Ngaliman, Sawahan, Nganjuk. Siraman ini menjadi tradisi masyarakat Ngaliman, hingga kemudian muncul mitos bahwa jika mandi di Air Terjun Sedudo akan awet muda.
Tradisi ini dilakukan setiap hari ke-15 bulan Suro. Meski Siraman Sedudo tahun ini digelar sangat sederhana, tapi tidak mengurangi esensi dari prosesi tradisi tersebut.
Baca Juga: Museum Anjuk Ladang Gelar Pameran Bertema Jejak Rempah Nusantara
Bupati Marhaen Jumadi bersama Pimpinan DPRD Nganjuk, kapolres, dandim 0810, kajari, sekda, dan kepala OPD ikut hadir dalam prosesi itu.
Marhaen mengaku bangga dengan budaya-budaya lokal yang dimiliki Nganjuk. Bahkan, sampai saat ini budaya-budaya tersebut tetap lestari.
"Saya sampaikan bahwa Siraman Sedudo merupakan nilai sejarah, dan ini akan terus kita lestarikan," kata Marhaen.
Baca Juga: Sparkling Nganjuk 2024, Ajang Kreativitas Desain Busana Eksotik Hingga Sedot Perhatian Masyarakat
Bupati menjelaskan ritual Siraman Sedudo merupakan bukti rasa syukur atas apa yang sudah diberikan Tuhan kepada masyarakat Nganjuk.
"Intinya yaitu kirim doa kepada para leluhur dan meminta doa keselamatan kepada Allah SWT. Seperti siraman saat ini, kita meminta doa bersama-sama seluruh masyarakat dan para pengunjung Sedudo," ungkapnya.
Ia berpesan agar kearifan lokal di Wisata Air Terjun Sedudo terus terjaga agar destinasi yang menjadi ikon Nganjuk ini semakin banyak dikunjungi wisatawan.
Baca Juga: Ketua PKS Jatim Serahkan SK DPP untuk Marhaen Djumadi, Slamet Junaidi, dan Sugiri Sancoko
"Saya berpesan, mari kita jaga bersama-sama budaya ini sebagai peninggalan sejarah leluhur, agar tetap lestari hingga anak cucu nanti," pungkas Marhaen. (bam/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News