SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Sebagian siswa SMP Al-Lathifi Sampang terpaksa belajar di tempat tongkrongan kopi karenakan ruang kelas tempat kegiatan belajar mengajar kurang. Namun, kurangnya ruang kelas itu hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah daerah setempat.
Kondisi sekolah yang ada di Dusun Kasangkah, Desa Banyukapah, Kecamatan Kedungdung, Sampang, mendapatkan perhatian serius dari dewan pendidikan dan wakil rakyat agar dinas terkait turun ke lokasi.
Baca Juga: Peningkatan Jalan Batuporo Timur-Gunung Eleh Rampung Lebih Cepat
Oleh sebab itu, dampak dari kurangnya ruang belajar berakibat jalannya proses belajar mengajar tidak maksimal. Sebagian siswa belajar diruang terbuka dan di teras rumah warga.
Maisaroh siswa SMP Al-Lathifi kelas VII mengatakan, dia berangkat ke sekolah dari rumahnya berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 4 kilo meter. Ia merasa banggsa meskipun belajar diruang terbuka.
"Kalau berangkat dari rumah ke sekolah sekitar 30 menit karena lumayan jauh, sesampainya di sekolah belajarnya di tempat tongkrongan gegara ruang kelas belajar tidak cukup," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (5/8/2023).
Baca Juga: Pemkab-Bawaslu Sampang Gelar Istighosah dan Puncak Apel Siaga Pengawasan Pilkada 2024
Meski begitu, dia tetap semangat belajar menimba ilmu dengan fasilitas dan sarana prasarana yang ada agar cita-cita yang diimpikan bisa diwujudkan.
"Keterbatasan ini tetap dimaksimalkan demi mencari ilmu walaupun tempat belajar di tempat tongkrongan," ungkapnya.
Maisaroh berharap ada dukungan dari Pemkab Sampang untuk membangun gedung sekolah baru. Tujuannya, bisa lebih fokus saat guru memberi materi pelajaran.
Baca Juga: Proyek Irigasi P3-TGAI Desa Bringin Sampang Masuk Tahap Pengerjaan, Diduga Tak Sesuai Perencanaan
"Kalau dibantu dibuatin gedung baru kan belajarnya lebih fokus, ketimbang belajar di ruang terbuka," harapnya.
Sedangkan salah satu guru Musrifah (30) mengatakan, kegiatan belajar mengajar di sekolah Al-Lathifi sangat tidak maksimal. Bahkan ia mengaku tida bisa konsentrasi saat memberikan materi.
"Sangat tidak maksimal jalannya penyampaian materi seperti praktek puisi karena kondisi ruang terbatas, dari itu siswa tidak bisa konsentrasi," ucapnya.
Baca Juga: Ribuan Warga Baca Sholawat untuk Pilkada Damai di Sampang
Belajar di tempat tongkrongan, kata Musrifah, selain kurangnya ruang kelas melainkan ide dari guru untuk membuat para siswa lebih lebih fokus dan membuatnya nyaman karena bersentuhan dengan alam.
"Di ruang terbuka belajarnya lebih efektif, karena suasananya tenang dibandingkan di kelas ramai karena sekat pembatas hanya triplek," imbuhnya. (tam/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News