KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Angka inflasi Juli 2023 lalu, Kota Kediri terpantau mengalami penurunan dari semula 0,17 persen pada Juni menjadi 0,16 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Pardjan, mengatakan bahwa inflasi Kota Kediri saat itu berada di bawah inflasi nasional, yakni sebesar 0,21 persen.
“Hal ini terjadi akibat kenaikan harga sejumlah kelompok pengeluaran yang didominasi oleh kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,51 persen kemudian disusul oleh kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,43 persen,” ujarnya, Jumat (4/8/2023).
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Ia juga menyebutkan terdapat beberapa komoditas yang menyumbang inflasi, antara lain: daging ayam ras menyumbang sebesar 0,071 persen; bawang putih sebesar 0,038 persen; beras sebesar 0,018 persen; telur ayam ras sebesar 0,017 persen.
Kemudian, kontrak rumah sebesar 0,014 persen; tarif dokter spesialis sebesar 0,010 persen, pasta gigi sebesar 0,010 persen; kacang panjang sebesar 0,009 persen; celana panjang jeans pria sebesar 0,009 persen; dan sepatu anak sebesar 0,008 persen.
Selanjutnya, terdapat pula sepuluh komoditas penghambat inflasi, di antaranya: minyak goreng dengan andil -0,016 persen; bawang merah andil -0,016 persen; tempe andil -0,014 persen; cabai rawit andil -0,013 persen.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Selanjutnya, tahu mentah andil -0,013 persen; tomat andil -0,011 persen; sawi hijau andil -0,011 persen; daging sapi andil -0,008 persen; kerudung/jilbab andil -0,007 persen; serta sabun cair/cuci piring andil -0,007 persen.
Melihat masih adanya beberapa komoditas yang konsisten menyumbang inflasi, Pardjan mengimbau kepada Pemkot Kediri harus waspada terhadap kenaikan harga komoditas pada bulan berikutnya.
“Masih ada beberapa komoditas seperti daging ayam dan telur ayam ras yang dari bulan ke bulan harganya tetap di atas. Oleh karena itu kita harus waspada karena dapat menimbulkan gejolak inflasi,” kata Pardjan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi
Ia berharap agar Pemkot Kediri bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Kediri agar melakukan sidak pasar secara intensif guna mencegah terjadinya kelangkaan komoditas.
“Kita semua harus memastikan barang-barang tersedia di pasaran. Ketika barang mulai langka sidak perlu kita lakukan secara intens,” tuturnya.
Di lain kesempatan, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Perekonomian Kota Kediri mengutarakan bahwa kenaikan harga komoditas bahan makanan seperti daging ayam dan telur ayam pada bulan Juli ini dikarenakan tradisi masyarakat Kota Kediri yang biasa mengadakan slametan pada awal bulan Suro serta bersamaan dengan hajatan untuk menghormati jemaah haji yang baru pulang.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tekankan Pentingnya Menjaga Lingkungan Sejak Dini saat World Clean Up Day 2024
"Tradisi memasak untuk slametan Suro-an dan hormat haji mengakibatkan kenaikan konsumsi beberapa bahan makanan, saya pikir wajar kenaikan permintaan ini mengakibatkan kenaikan harga," ucapnya.
Erwin menyampaikan bahwa early warning yang dilaksanakan oleh rekan-rekan dari TPID sudah berjalan, dimana informasi harian trend fluktuasi harga sudah terinformasikan di group TPID.
"Tantangan sekarang tinggal memastikan kecukupan stok di pasar, karena dengan kemudahan teknologi informasi seperti sekarang, stok sangat mudah berpindah-pindah mengikuti lokasi harga tertinggi" ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik, Pemkot Kediri Belajar ke Diskominfo Surabaya
Menurutnya, pihaknya saat ini juga mengamati harga pasar di sekitar wilayah Kota Kediri untuk mengantisipasi kecenderungan berkurangnya stok karena barang mengalir keluar kota.
"Kami berharap, agar masyarakat Kota Kediri tetap belanja dengan bijak selama menyambut perayaan kemerdekaan RI agar inflasi bulan Agustus tetap terkendali," pungkasnya. (uji/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News