SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Langkah ini harus dilakukan pada pertolongan orang yang terkena parafimosis atau 'sunat jin'.
Orang zaman dahulu mengenal fenomena kelamin laki-laki bisa 'disunat jin'. Namun, hal tersebut merupakan fenomena medis yang disebut parafimosis.
Baca Juga: SPP Rp 150 Juta, Dokter Spesialis Didominasi Darah Biru dan Orang Kaya?
Spesialis Urologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Budi Himawan menjelaskan apa itu parafimosis.
Parafimosis adalah sebuah keadaan di mana kulup penis diretraksi (ditarik) ke arah belakang leher kepala penis (sulcus coronarius glans) namun tidak bisa dikembalikan ke bentuk semula.
Sehingga bentuk penis berubah menjadi seperti sudah disunat. Padahal belum sama sekali.
Baca Juga: Anggota DPRD Jatim Samsul Arifin Beri Layanan Sunat Door to Door
Menurut dokter Budi, parafimosis terjadi karena adanya jeratan di bagian leher kepala penis, yang jika dibiarkan akan menyebabkan bengkak.
Perawatan paramifosis bervariasi. Tergantung usia dan tingkat keparahan yang dialami oleh pasien.
Dokter Budi menjelaskan, penanganan pertama paramifosis adalah mengurangi pembengkakan.
Baca Juga: Kebutuhan Sudah Tercukupi, Generator Oksigen di RSUD Ngawi Senilai Rp 7,2 Miliar Belum Difungsikan
”Pertolongan pertama untuk pasien parafimosis yakni kompres dengan air dingin untuk mengurangi bengkak pada penis. Lalu pasien dianjurkan minum obat anti nyeri yang aman bila tidak ada alergi atau kontraindikasi," kata Budi, dalam diskusi secara daring.
Kemudian, pasien harus segera dibawa ke Rumah Sakit (IGD) guna mendapatkan tindakan lanjut.
Salah satu tindakannya ada sirkumsisi atau sunat. Pasien paramifosis harus segera cepat mendapatkan penanganan oleh ahli medis.
Baca Juga: Dikunjungi Menteri BUMN, Petrokimia Siap Suplai 23 Ton Oksigen per Hari untuk Penanganan Covid-19
Karena besar risiko komplikasi serius karena aliran darah di penis berkurang sehingga jaringan kekurangan oksigen dan infeksi parah (van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News