Krisis Moralitas, Fajar Ajak Bacaleg Kampanye Lestarikan Pancasila

Krisis Moralitas, Fajar Ajak Bacaleg Kampanye Lestarikan Pancasila Andi Fajar Yulianto

Namun praktiknya, kata Fajar, banyak lahir para oknum politikus preman dengan selalu menggunakan cara politik kotor, menerapkan manajemen konflik, endingnya sering dalam penyelesaian masalah tampil seakan sebagai mediator ulung dan tampil sebagai pahlawan dalam menyelesaian sengketa.

"Ujung-ujungnya, untuk menarik simpati dan mendulang suara yang lebih optimal demi merebut kekuasaan. Akibatnya, banyak pejabat yang terkena OTT KPK. Kesimpulannya, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ini sangat ironis," terangnya.

Fajar lantas menyebutkan bahwa roh Pancasila dalam melandasi jalan berpolitik ada pada sila kedua 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", yang mencerminkan adanya keyakinan antara pertanggungjawaban. Tidak hanya pada sesama manusia, namun pada Yang Maha Kuasa sebagaimana rumusan sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa".

"Karena dengan adab itu harusnya tahu pembeda antara perilaku sopan dan preman, hak dan batil, benar dan salah, serta barang halal dan yang haram," katanya.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya pembentukan karakter di semua lapisan, dengan menyediakan generasi penerus bangsa yang profesional religius.

"Lembaga pendidikan sejak dini harus mengajarkan bukan hanya ilmu pengetahuan, namun jauh lebih penting pembelajaran adab atau pendidikan karakter dengan penerapan nilai butir-butir Pancasila," katanya.

"Pengkhianantan pada negara bukan hanya upaya mengganti dasar dan sistem negara sebagaimana gerakan 30 September 1965, akan tetapi ketika para pemegang kekuasaan dan pemegang otoritas berperilaku korup, maka inilah sebuah pengkhianatan nyata terhadap nilai-nilai adab Pancasila," pungkas Fajar. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO