KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Memperingati HUT ke-78 TNI tahun 2023, Kodim 0809/Kediri menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki Didik Wibisono, di lapangan kodim setempat, Jumat (6/09/2023) malam.
Sebelum gelaran wayang dimulai, terlebih dulu hadirin diajak untuk mengikuti arahan Panglima TNI Laksamana Yudho Margono yang disiarkan langsung secara virtual.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Pergelaran wayang sendiri dilakukan secara serentak di 78 titik di seluruh Indonesia, termasuk di Amerika Serikat, Suriname, dan Malaysia.
Pergelaran wayang serentak tersebut mengambil lakon yang sama, yaitu Bimo Krido. Setelah prosesi dari Mabes TNI selesai, dilanjutkan dengan penyerahan tokoh wayang Bima atau Bimoseno dari Dandim 0809 Kediri, Letkol Inf. Arif Setiawan kepada Ki Didik Wibisono.
Setelah mendapatkan tokoh Bima tersebut, pertujukan wayang pun dimulai. Ki Didik Wibisono terlihat sangat piawai memainkan wayang.
Baca Juga: Kasad Tutup TMMD ke-122 di Kediri, Berhasil Bangun Jalan Tembus Antar-Desa
Pertunjukan wayang itu sebenarnya tidak hanya sekadar hiburan, tapi ada edukasi dan tuntutan dari setiap lakon atau cerita yang dibawakan sang dalang. Termasuk lakon 'Bimo Krido' itu. Ada pesan moral mendalam dari sang tokoh Bima atau Werkudara.
Lakon Bimo Krido adalah salah satu Pandawa Lima atau yang dikenal dengan Werkudara. Dia diceritakan mengamuk di negeri Astinapura. Ngamuknya Bimo bukan tanpa sebab. Diceritakan, berkat akal licik Patih Sengkuni, tempat untuk istirahat keluarga besar Pandawa yaitu Bale Sigala-gala dibakar hingga habis oleh prajuritnya Patih Sengkuni.
Sengkuni berpikiran, dengan matinya keluarga Pandawa, maka tidak ada lagi orang atau negara lain yang mengusik negeri Astinapura alias Kurawa. Padahal antara Astinapura dan Pandawa itu masih ada hubungan keluarga dari kakek mereka.
Baca Juga: Dalang Cilik Sebagai Dai Kamtibmas Raih Apresiasi Polres Ngawi
Ironisnya, setelah sukses membakar Bale Sigala-gala, si prajurit itu justru dibunuh sendiri oleh Patih Sengkuni. Patih Sengkuni tidak ingin prajurit itu, kelak akan membocorkan rahasia. Sayangnya, perkiraan Patih Sengkuni itu meleset.
Keluarga Pandawa ternyata bisa selamat berkat perjuangan Bima yang menyelamatkan seluruh keluarganya. Dari situlah awal mula konflik antara Kurawa dan Pandawa untuk memulai peperangan besar yang kemudian dikenal dengan sebutan Perang Baratayudha.
Tampak hadir dalam pegelaran wayang di Kodim 0809 Kediri antara lain Ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodi Purwanto, Ketua PCNU Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Djalil, Perwakilan Forkopimda Kota Kediri dan Kabupaten Kediri, serta masyarakat umum lainnya. (uji/ns)
Baca Juga: Jelang Penutupan TMMD 122, Anggota TNI dan Warga Lakukan Kerja Bakti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News