SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Yusra Valentino (46) warga Perumahan Dian Istana, Wiyung, harus terbaring di Rumah Sakit PHC Perak, Surabaya.
Yusra merupakan korban pengeroyokan dan penculikan belasan preman yang terjadi di samping Mapolrestabes Surabaya, Jalan Veteran.
Baca Juga: Kasus Pencabulan dan Prostitusi Siswi SMP di Surabaya, Diduga Lebih dari Satu Pelaku Terlibat
Saat berada di Rumah Sakit, korban mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya,. Bahkan, kaki sebelah kanannya, mengalami luka sehingga membuat korban tidak bisa berjalan.
Dengan kondisi tersebut, Yusra akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Satreskrim Polrestabes Surabaya, dengan nomor laporan LP/B/1083/X/2023/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jatim, pada Kamis (5/10/2023) lalu.
"Saya dikeroyok, diculik, disekap oleh 15 preman di samping Polrestabes Surabaya. Bahkan saya selama dalam perjalanan di dalam mobil ditutupi matanya lalu dipukuli," kata Yusra kepada Memorandum, Minggu (8/10/2023).
Baca Juga: Viral Video Panas Daster Pink Sidoarjo, Polda Jatim Amankan Pemeran Pria
Ia mengungkapkan, dalang dari kejadian ini diduga mantan istrinya yang berinisial YL.
"Sewaktu dikeroyok, saya melihat mantan istri saya di TKP di antara preman-preman itu. Dan dia ikut memukul saya," ungkap Yusra.
Yusra menjelaskan, peristiwa yang dialaminya itu, bermula dirinya ke Mapolrestabes Surabaya untuk mengecek perkembangan laporan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Selasa (3/10/2023) sekitar 20.30 WIB.
Baca Juga: Orang Tua Siswi SMP yang Dilaporkan Hilang dan Dijual ke Hidung Belang Protes ke Polisi
Saat berada di Gedung Anindita Satreskrim Polrestabes Surabaya, dirinya didatangi oleh 3-4 orang sambil membentaknya.
Kemudian, pria tersebut mengajak korban keluar dari Maporestabes Surabaya.
"Karena tidak tahu permasalahannya apa dan merasa tidak bersalah, saya pun menuruti permintaan para preman itu keluar," ujarnya.
Baca Juga: Terekam CCTV! Maling Gasak Motor di Minimarket Kawasan UPN Surabaya, Polsek Rungkut Irit Bicara
Sesampainya di lokasi kejadian, ternyata terdapat belajar pria berpenampilan preman menunggunya. Lalu, dirinya langsung dianiaya bahkan, dipukul menggunakan kursi plastik penjual bakso yang biasa mangkal di TKP.
"Saya tidak berdaya dan minta ampun agar tidak dipukuli karena punya anak. Tapi preman-preman itu terus memukuli saya," jelasnya.
Tak lama kemudian, kata Yusra, muncullah wanita yang merupakan mantan istrinya di depannya. Korban baru menyadari, bahwa tujuan dari pengeroyokan dari para preman tersebut karena meminta untuk mencabut laporan KDRT.
Baca Juga: Petugas Gabungan Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal di Suramadu, Kerugian Negara Capai Miliaran Rupiah
"YL dan preman itu ingin saya mencabut laporan KDRT," tuturnya.
Namun demikian, korban tidak menggubris permintaan pencabutan laporan tersebut, sebab, bapak dua anak ini, ingin mantan istrinya mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Di sini (Indonesia) adalah negara hukum, berani berbuat harus berani bertanggungjawab," imbuhnya.
Baca Juga: Tim Jogoboyo Sat Samapta Polrestabes Surabaya Amankan Belasan Remaja Bersajam
Mendengar jawaban dari korban, membuat YL dan belasan preman kalap lalu kembali mengeroyoknya. Saat pengeroyokan terjadi, sempat diketahui oleh polisi.
"Namun preman itu menjawab tidak ada apa-apa, cuma bercanda. Padahal saya sedang dipukuli di situ (samping Polrestabes Surabaya," paparnya.
Karena takut ketahuan, akhirnya preman-preman tersebut membawa Yusra ke dalam mobil dan membawanya ke suatu tempat.
Baca Juga: Dilaporkan Hilang, Siswi SMP di Surabaya Dijual ke Hidung Belang
"Para preman naik lima mobil membawa saya melewati tol Dupak. Selama dalam perjalanan kepala saya ditutupi lalu terus dipukuli jadi tidak tahu mau dibawa ke mana," bebernya.
Hingga akhirnya, disebuah rumah yang diketahui berada di daerah Gunungsari. Ternyata, di rumah tersebut, juga ada beberapa preman lagi yang sudah menunggunya.
Yusra pun menduga, dirinya menjadi korban penculikan dan pengeroyokan ini sudah direncanakan.
Baca Juga: Kasus KDRT Pemilik Perusahaan Picu Aksi Demo Buruh di Pasuruan
"Saya tahunya dibawa di daerah Gunungsari setelah mengirim share lock ke nomor HP adik saya. Saya lihat titik lokasinya di Gunungsari, rumah yang dijadikan tempat penyekapan di pinggir jalan," jelas Yusra.
Selama disekap, Yusra mengaku terus dipukuli preman-preman itu, ada juga yang menggunakan selang, potong besi, bahkan dipukul bagian kepalanya menggunakan helm.
"Tidak hanya itu, saya juga sempat disuruh ikut nyabu, tapi saya tolak. Malah saya kembali dihajar preman-preman itu," katanya.
Setelah itu, Yusra akhirnya baru bisa dari sekapan para preman suruhan mantan istrinya itu, setelah dijemput oleh adiknya yang telah mengetahui lokasi korban melalui share lokasi dari pesan Whatsapp yang dikirimkan.
"Pada Rabu (4/10/2023) pagi, saya baru dilepas oleh preman itu. Namun lebih dulu tanda tangan surat kesepakatan yang isinya mantan istri boleh menjenguk anaknya. Anak saya anak dia juga. Selama ini saya tidak melarang ibu menjenguk dia anak," ungkapnya.
Setelah diperbolehkan pergi, Yusra diantar oleh adiknya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Sementara adik korban, melaporkan kejadian penganiayaan yang menimpa kakaknya tersebut ke Polrestabes Surabaya. (rus/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News