SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KHA Hasyim Muzadi, Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat menuturkan bahwa puasa adalah ibadah yang secara medis bisa menstabilkan kesehatan tubuh manusia.
”Saya kalau periksa ke dokter disuruh puasa dulu. Kadang 9 jam. Itu artinya, puasa menjadi stabilitas kesehatan manusia,” kata Kiai Hasyim Muzadi ketika menyampaikan Tausiyah Ramadan di depan para pimpinan dan karyawan PT Garam (Persero) di Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya, Senin (6/7/2015)
Baca Juga: Hadiri Halaqah Pesantren Al-Hikam, Ketua Wantimpres Bersyukur Dekat Kiai Hasyim Muzadi
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang tiap pagi membaca kitab Al-Hikam di depan para santrinya itu menceritakan bahwa puasa dilaksanakan semua agama. Bahkan, menurut dia, puasa itu sudah ada dan dilaksanakan umat sebelum Islam dibawa Rasulullah SAW.
Dalam puasa, kata dia, ada unsur pengendalian nafsu. ”Jadi puasa bukan hanya ibadah, tapi juga mengandung kesehatan dan pengendalian nafsu,” katanya.
Kiai Hasyim kemudian menceritakan tentang sikap agama dan paham lain dalam menghadapi nafsu. ”Kalau dalam agama Kristen nafsu itu dipotong. Sedang dalam padangan orang Barat nafsu itu justeru diumbar secara bebas,” katanya.
Baca Juga: Ngaku Kiai Lasem, Nuduh Gus Dur Syiah, Ini Jawaban Penulis Ensiklopedi Gus Dur
Ia kemudian mencontohkan peristiwa ketika diundang ke Vatikan, Roma, pusat agama Kristen. ”Seorang monsinyur menyindir saya. Kok kiai NU isterinya banyak,” kata Kiai Hasyim Muzadi menirukan sindirian monsiyur itu.
Maksudnya, dalam Islam kok diperbolehkan beristeri lebih dari satu. Padahal dalam ajaran Kristen, monsinyur dan pastur dilarang menikah. Monsinyur adalah gelar dalam agama Kristen yang levelnya lebih tinggi daripada pastur.
Mendapat pertanyaan monsinyur itu Kiai Hasyim langsung berpikir, ”Wah ini mulai masuk dapur kita.” Kiai Hasyim menuturkan bahwa monsinyur itu minta agar Kiai Hasyim tidak emosi. Itu berarti harus dijawab secara cerdas tapi penuh humor.
Baca Juga: Kiai Malik Madani: Dulu Saya Usulkan AHWA untuk Hadang Politisi Busuk, Tapi...
”Saya jawab, ya itu kan untuk menampung wanita yang ditolak pastur. Tiap ada penolakan kan harus ada penampungan. Kalau tak ada penampungan kan terjadi pengangguran,” jelas Kiai Hasyim yang disambut ger para karyawan PT Garam.
”Kalau pengangguran tenaga kerja masih lumayan, tapi kalau pengagguran cinta kan bahaya,” kata Kiai Hasyim lagi. Dengan logika itu, menurut Kiai Hasyim, ternyata para pastur itu mengakui kebenaran ajaran agama Islam.
Kiai Hasyim kemudian mencontohkan kasus nafsu yang diumbar secara bebas. ”Ada sebuah perkampungan di Eropa yang punya budaya sangat bebas. Di situ seorang isteri disebut isteri umum. Artinya, siapa saja boleh melakukan hubungan badan dengan dia. Nanti kalau punya anak, bisa diasuh sendiri atau diserahkan kepada negara,” katanya.
Baca Juga: Haul ke-4, Empat Hikmah Tarbawi Abah Hasyim Muzadi
Jadi di luar agama Islam terjadi dua kutub ekstrem dalam menghadapi nafsu. Yaitu dipotong atau diumbar secara bebas. ”Nah, Islam berada di tengah. Kalau dalam Islam, nafsu itu tidak dipotong dan tidak diumbar secara bebas. Tapi dikendalikan,” tegasnya.
Yang juga menarik, dalam Tausiyah Ramadan itu Kiai Hasyim juga banyak bercerita tentang keajaiban kiai NU. ”Dulu di Tuban ada kiai bernama Kiai Shoim. Kalau ngaji kitab tak mau di bawah atap, tapi selalu di tempat terbuka,” katanya.
Uniknya, ketika hujan turun ternyata Kiai Shoim bisa menangkal lewat doanya. Ia angkat salah satu tangannya dan berdoa, ”Ya Allah, janganlah turunkan hujan dulu. Turunkan besok saja setelah selesai pengajian.”
Baca Juga: NU di Panggung Internasional, Khariri Makmun Ungkap Arah PBNU saat Dipimpin Kiai Hasyim Muzadi
Ajaib. Hujan itu langsung reda. ”Karena tulus dan sesuai nuraninya,” kata Kiai Hasyim. Karena itu Kiai Hasyim minta agar kita selalu bertindak sesuai nurani dan dilandasi rasa ikhlas.
Dalam acara Tausiyah Ramadan yang digelar mulai pukul 13.00 WIB itu, Direktur Utama PT Garam (Persero), Usman Perdanakusuma, MBA, tampak serius menyimak tausiyah Kiai Hasyim Muzadi. Begitu juga para karyawan tampak terkesima dan selalu tertawa lepas mendengar tausiah Kiai Hasyim Muzadi yang disampaikan dalam bahasa sederhana tapi mengena.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Garam, Usman Perdanakusuma berharap harga garam ke depan bisa naik dan tanpa harus impor. Sehingga Indonesia benar-benar mandiri. Dengan demikian kehidupan para petani garam bisa sejahtera. (ma)
Baca Juga: Webinar IHM, Sekjen PPP: Berpolitik Tak Usah seperti Bermadzhab
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News