KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Kediri menggelar rapat koordinasi dengan BPBD setempat untuk persiapan pembentukan dan pelatihan URC (unit reaksi cepat) penanggulangan bencana, Kamis (26/10/2023).
Ketua FPRB Kabupaten Kediri, Ari Purnomo Adi, mengatakan potensi bencana di Kabupaten Kediri cukup besar. Sebab, terdapat 3 gunung berapi, Yaitu Kelud, Anjasmoro, dan Wilis. Serta sungai besar, salah satunya adalah Sungai Brantas.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Karena itu, diperlukan langkah untuk segera membentuk URC kebencanaan sampai ke desa-desa. Terutama menjelang musim hujan.
"Ada 8 sektor URC yang akan dibentuk di wilayah Kabupaten Kediri. Misalnya di wilayah barat ada Gunung Wilis, maka wilayah Kecamatan Banyakan, Grogol, dan Tarokan dibentuk URC sendiri. Begitu juga dengan Kecamatan Semen dan Mojo," ujarnya.
Sedangkan di wilayah timur meliputi Kecamatan Wates, Ngancar, Puncu, dan Plosoklaten akan dibentuk URC sendiri karena ada Gunung Kelud dan Anjasmoro. Termasuk di Kecamatan Kandangan, Pare, Kunjang, dan yang lainnya.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Staf Seksi Pencegahan dan Kesiapansiagaan BPBD Kabupaten Kediri, Dadik Raharja, menyatakan pihaknya siap memfasilitasi dan memberikan ruang kepada FPRB Kabupaten Kediri untuk membuat kegiatan, termasuk untuk membentuk URC.
Ia menjelaskan, saat ini memang sudah ada TSBD (tim siaga bencana desa) bentukan BPBD. Untuk itu, URC kebencanaan yang akan dibentuk FPRB dapat bersinergi dan terus berkoordinasi ketika di lapangan.
"Kita akui untuk membuka jejaring kebencanaan sampai desa memang agak kesulitan. Sehingga dengan rencana FPRB Kabupaten Kediri yang akan membentuk URC akan sangat membantu dan Pemkab Kediri dalam hal ini BPBD Kabupaten Kediri siap mensuport dan memfasilitasi," paparnya.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Menyinggung akan datangnya musim hujan yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti longsor, banjir, dan krisis air bersih, Dadik menyebut BPBD telah melakukan mitigasi bencana di wilayah potensi bencana.
“Untuk wilayah Kabupaten Kediri, kita terus melakukan mitigasi terhadap daerah-daerah yang rawan terhadap banjir dan longsor. Bersama tim siaga bencana desa (TSBD), masing-masing desa yang terus up-date perkembangan wilayah masing-masing,” pungkasnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News