19 Tokoh Nasional Kumpul di Kediaman Gus Mus, Sikapi Kondisi Bangsa Terkini

19 Tokoh Nasional Kumpul di Kediaman Gus Mus, Sikapi Kondisi Bangsa Terkini KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Foto: istimewa

REMBANG, BANGSAONLINE.com – Sebanyak gelisah dengan kondisi bangsa terkini. Mereka pun berkumpul dan bermusyawarah di kediaman KH A Mustofa Bisri () Jawa Tengah. Diantaranya Nyai Sinta Nuriyah Wahid, Goenawan Mohamad, Frans Magnis-Suseno, Nasaruddin Umar, Antonius Benny Susetyo, Natalia Soebagjo, Clara Juwono dan lainnya.

Antonius Benny Susetyo yang akrab dipanggil Romo Benny mengaku telah mendapat undangan terkait dialog para tokoh di kediaman , di , Jawa Tangah, Minggu (12/11/2023).

Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024

Menurut Romo Benny, dialog tersebut untuk membahas situasi yang belakangan ini terjadi, termasuk mengenai jelang Pilpres 2024.

"Besok akan ada yang datang yang akan memberi pandangan mengenai kondisi terkini, yang nantinya akan ada kesepakatan dan pernyataan bersama," ujar Romo Benny, Sabtu (11/11/2023).

Seperti diberitakan sejumlah media, Alif Iman Nurlambang, Koordinator Pertemuan Majelis Permusyawaratan , mengatakan, rencananya para tokoh itu akan melakukan musyawarah mengenai situasi nasional terkini. Alif menegaskan, bahwa situasi yang akan dibahas adalah keadaan Pemilu atau Pilpres yang dinilai tidak jujur dan adil.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Itu terlihat dari gugatan uji materi batas usia capres dan cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK), putusan MK nomor perkara 90/PUU-XXI/2023 hingga putusan Majelis Kehormatan MK terhadap Anwar Usman selaku Ketua MK.

Juga beberapa kasus dugaan keterlibatan aparat kepolisian dalam pemasangan baliho peserta Pilpres 2024 di beberapa tempat yang menimbulkan pertanyaan di kalangan publik. Masyarakat mempertanyakan netralitas aparat negara di tengah tahapan hingga hari pencoblosan Pemilu 2024 mendatang.

Menurut dia, hal tersebut dapat mencederai asas jujur dan adil (jurdil) Pemilu, dan dapat memicu ketidakpastian di masyarakat yang dikhawatirkan mengakibatkan ekses yang buruk.

Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi

"Kita harus mencegah Pemilu dari kecurangan. Untuk itu, kehadiran dan suara para tokoh besok (Minggu), menjadi penting, untuk meminta kejelasan kepada pemerintah, bisakah Pemilu dan Pilpres 14 Februari nanti berlangsung secara jujur dan adil," kara Alif dikutip, Sabtu (11/11/2023).

Alif memastikan para dan lintas agama yang akan hadir memiliki suara jernih agar masyakarat tidak menilai dialog ini lebih berpihak.

Diharapkan, sikap dari para dan lintas agama ini bisa menjadi landasan masyarakat mewaspadai kecurangan di Pemilu dan menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran

"Itu garis besarnya. Tentu nanti ada beberapa hal detail yang kita serahkan kepada rembuk tokoh-tokoh besok," ujar Alif. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO