JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Inayah Wulandari Wahid atau Inayah Wahid, berziarah ke makam sang ayah, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di kompleks pemakaman Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Minggu (17/12/2023).
Kedatangan putri Presiden RI Ke 4, tersebut disambut pengasuh ponpes Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Usai berziarah, Inayah beserta rombongan bergeser menuju Museum KH Hasyim Asyari (Minha), yang mana sedang terdapat acara peringatan haul ke-14 almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
Peringatan haul yang juga ditandai sebagai bulan Gus Dur tahun ini digelar pada 16-17 Desember 2023. Dengan mengambil tema "Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur".
Acara digelar secara meriah, dengan kolaborasi pendidikan, seni, dan budaya. Hal itu untuk mengingat kembali perjuangan kebangsaan oleh Gus Dur dan KH Hasyim Asyari.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Inayah Wahid menyampaikan, jika apa yang pernah disampaikan almarhum Ayahnya ini relevan dengan kondisi saat ini.
"Relevan dengan hari ini, kalau kemarin di Jakarta juga diperingati haul, temanya mengingat kembali warisan etika demokrasi Gus Dur. Gu Dur sempat mebuat tulisan seolah-seolah demokrasi, seolah-olah konstitusional, taat hukum, seolah-olah kita bebas," ucapnya.
"Apa kemudian apakah ini betul? ini dipertanyakan Gus Dur pada tahun 90-an, hari ini relevan apakah betul demokrasi atau seolah-olah demokrasi," imbuh Inayah.
Baca Juga: Jadi Gunjingan Warga, Oknum Kades di Jombang Gadaikan Mobil Siaga Desa dan Motor Dinas
Dalam kesempatan itu, tak lupa Inayah mewakili keluarganya, memberikan apresiasi untuk terselenggaranya peringatan bulan Gus Dur di Minha Tebuireng, Jombang.
"Yang pasti keluarga berterimakasih, atas perhelatan yang dilakukan oleh Museum KH Hasyim Asyari dan Kemendikbudristek. Berasa satu jalan dengan keinginan dan harapan kami bukan hanya haul didoakan saja, juga kemudian warisan pemikiran Gys Dur dan Mbah Hasyim dapat disebarluaskan," ungkapnya.
Sementara, Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra juga mengungkapkan sosok Gus Dur sebagai pejuang kebangsaan untuk mewarisi nilai-nilai yang diterapkan.
Baca Juga: Sowan ke Tokoh Agama GKJW di Balewiyata Malang, Khofifah Napak Tilas Perjuangan Gus Dur
"Kita tahu siapa Gus Dur, keberadaan museum tidak sekedar fisik, tapi bagaiman kita meneruskan perjuangan bangsa KH Hasyim Asyari dan kekinian Gus Dur, banyak nilai yang perlu kita jaga," jelas Mahendra.
Berbicara museum, Mahendra menegaskan jika keberadaan Minha ditengah peringatan haul Gus Dur ini menjadi bukti perjuangan kebangsaan yang harus digelorakan, dan tidak sekedar sebagai etalase.
"Museum tidak sekedar etalase bagaimana memahami nilai KH Hasyim Asyari dan Gus Dur harus terus kita bicarakan, kita gelorakan bagaimana perjuangan kebangsaan yang saat itu di jamannya dan selalu di update oleh Gus Dur," pungkas Mahendra.
Baca Juga: Perangkat Desa di Jombang Ditangkap Usai Terlibat Illegal Logging
Selain dilakukan ziarah dan doa lintas agama dan budaya, bulan Gus Dur 2023 juga digelar kirab doa untuk Gus Dur, wawasan kebangsaan, pameran seni dan budaya seperti wayang potehi, stand up comedy, juga hasil karya lukisan seniman di Jombang.
Pada acara puncak peringatan bulan Gus Dur 2023 ini, masyarakat Jombang juga dihibur oleh pertunjukkan komedi campursari yakni Kartolo dan Cak Percil, juga nampak hadir sejumlah artis atau presenter Ibu Kota seperti Olga Lydia serta Widi Dwinanda, yang turut mengikuti rangkaian kegiatan. (aan/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News