GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua (Waka) DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim (Anha) mengungkapkan, meski penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023 sudah selesai, namun ada sejumlah pelajaran penting yang harus dilakukan Pemkab Gresik dalam tata kelola anggaran di tahun 2024. Tujuannya agar kejadian di tahun 2023 tak terulang.
Menurut Anha, kekuatan fiskal APBD Gresik tahun 2023 terakhir setelah APBD-Perubahan (APBD-P) 2023 dipatok sekitar Rp 3,7 triliun untuk porsi belanja. Dasil hasil rapat terakhir, antara badan anggaran (Banggar) DPRD dan tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) Gresik, APBD 2023 terjadi defisit (berkurang) untuk kebutuhan pembiayaan belanja program, mencapai sekitar Rp 600 miliar.
BACA JUGA:
- Geliatkan Sektor Wisata, Begini Saran Pimpinan DPRD Gresik dan Caleg Terpilih DPR RI
- Pura-Pura Dirampok, Perempuan Cantik dari PPS Gresik Ditangkap
- Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
- Bapak dan Anak Tenggelam ke Sungai Sidoarjo-Gresik, Petugas Lakukan Pencarian
"Jadi, potensi difisit fiskal APBD 2023 untuk pembiayaan program mencapai Rp 600 miliar," ungkap Anha kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (5/1/2024).
Menurut dia, defisit besar itu lantaran pendapatan daerah (PD) yang masuk tidak cukup untuk pembiayaan belanja yang masih mencapai sekitar Rp 600 miliar hingga jelang tutup tahun 2023.
Belanja dimaksud tandas Anha, antara lain, belanja untuk program pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD, hibah, bantuan keuangan (BK) belanja infrastruktur, bosda, bantuan untuk guru, dana bagi hasil pajak (DBHP) desa dan lainnya. Banggar dan TAPD saat rapat sepakat, defisit pembiayaan belanja Rp 600 miliar harus ditutup. Skema yang dipakai program tahun 2023 yang belum terealisasi tersebut digeser di tahun 2024.
Namun, dari total kebutuhan pembiayaan Rp 600 miliar itu, sekitar Rp 195 miliar wajib disiapkan di tahun 2023. Sumber pendapatannya antara lain berasal dari pembayaran reklamasi Petrokimia Gresik Rp 147 miliar, dan PT Masphion Manyar Rp 44 miliar.