JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Setelah debat ketiga berakhir, Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, menyatakan bahwa ia tidak melihat Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2. Karena hal tersebut, tidak terjadi momen bersalaman antara Anies dan Prabowo.
"Sesudah selesai saya mencari tapi sudah tidak ada," kata Anies dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Baca Juga: Desak Presiden Prabowo Adili Jokowi, Massa Aksi 411 Serukan Ganyang Fufufafa
Anies menyatakan niatnya untuk bersalaman dengan Prabowo, tetapi ia mengungkapkan ketidakpastiannya mengenai arah atau lokasi yang harus diambil untuk melakukannya.
"Jadi tidak tahu kemana harus salaman," ujarnya.
Adapun dalam debat kali ini, pembahasan isu antara Prabowo dan Anies sempat memanas. Prabowo bahkan menyinggung gelar Anies sebagai seorang profesor beberapa kali.
Baca Juga: Gubernur, Bupati dan Walikota juga Bakal Gunakan Mobil Dinas Maung, Berapa Harganya
Dalam debat saat ini, pembahasan isu antara Prabowo dan Anies sempat memanas. Bahkan, Prabowo sempat menyinggung gelar profesor Anies Baswedan beberapa kali.
Pertama, ketika memberikan respons terhadap tuduhan Anies, Prabowo menyatakan bahwa Anies kurang memahami masalah pertahanan.
"Tadi ya sekali lagi Pak Anies ngomong-ngomong barang bekas, Pak Anies ternyata tidak mengerti pertahanan, saya bersedia Pak Anies, mengundang Pak Anies, di tempat yang Pak Anies suka, saya akan bawa data, saya akan bawa data yang sebenar-benarnya," kata Prabowo di debat capres ketiga, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Baca Juga: Presiden BEM Unair Dapat Intimidasi, Dekan Bagong Suyanto Cabut Pembekuan BEM
Prabowo menegaskan bahwa pernyataan Anies mengenai alutsista bekas dianggap menyesatkan dan tidak layak diucapkan oleh seorang profesor. Menurutnya, alutsista bekas yang ada di Indonesia masih memiliki umur yang relatif muda.
"Jadi barang-barang bekas itu, menurut saya, menyesatkan rakyat, itu tidak pantas seorang profesor ngomong begitu. Karena dalam pertahanan, hampir 50 persen alat alat di mana pun adalah bekas, tapi usianya masih muda," ujar dia.
Kedua, ketika Prabowo merespons pertanyaan Anies tentang keterkaitan antara etika pemimpin, kemampuan menjaga pertahanan, dan kedaulatan, Prabowo menekankan kepada Anies mengenai bahaya penggunaan ambisi untuk tujuan menghasut, sambil menyebut Anies sebagai seorang profesor.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029
"Pertahanan ini sakral bagi kita, ini menyangkut keselamatan kita, jangan karena ambisi pribadi kita menghasut dan menyesatkan rakyat, itu etik tertinggi saudara profesor Anies Baswedan," katanya.
Ketiga, Prabowo menyoroti ketidakakuratan data yang diungkapkan oleh Anies, sambil sekali lagi menyebut Anies sebagai seorang profesor.
"Sekali lagi data-data yang Bapak pegang adalah keliru dan juga Pak Ganjar tadi juga banyak kelirunya, saya sangat transparan dan partai semua partai yang mengusung Bapak profesor Anies mendukung APBN berarti mendukung program saya, termasuk PDIP di Komisi 1," ujarnya.
Baca Juga: Ulama NU Asal Sulsel Ini Terkejut Ditunjuk Prabowo Jadi Menteri Agama
Keempat, Prabowo mengklarifikasi bahwa tidak ada yang disembunyikan dalam konteks pertahanan. Prabowo kemudian menanyakan kepada Anies apakah kekurangan dalam pertahanan Indonesia seharusnya diungkapkan secara terbuka kepada publik. Dalam hal ini, Prabowo sekali lagi menyebutkan gelar profesor Anies.
"Jadi saya mengundang, kita bicara, terbuka, terbuka, silakan, tapi saya ingatkan Bapak cinta atau tidak dengan negara ini? Masak kita mau buka semua kekurangan kita semua masalah kita? Kita buka di depan umum apakah itu pantas? Di negara yang baik, di negara maju masalah rahasia ada profesor, jadi bohong saya tidak minta tertutup saya terbuka, komisi DPR terbuka," ungkapnya. (rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News