Presiden RI di KTT ASEAN Plus Three. (Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden)
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Presiden RI menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama konkret dan menjamin bahwa persaingan di kawasan tetap bersifat konstruktif.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-28 ASEAN Plus Three (APT) yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), pada Senin (7/10/2025).
Di tengah tantangan global yang kompleks, dari perubahan iklim, gangguan perdagangan internasional, hingga meningkatnya ketegangan geopolitik, Prabowo menegaskan bahwa kerja sama ini harus berlangsung. Menurutnya tantangan ini berdampak langsung bagi kehidupan rakyat di kawasan
"Bagi Indonesia, hal-hal ini bukanlah resiko yang bersifat abstrak. Inilah tekanan nyata bagi para petani kita, generasi muda kita, dan peran penting yang kita mainkan dalam rantai pasok global," ujar Presiden prabowo
Presiden juga menyoroti tentang laporan ASEAN Plus Three Regional Economic Outlook terbaru menunjukkan ketangguhan ekonomi kawasan, tapi juga mengingatkan bahwa stabilitas tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang pasti.
Oleh karena itu Prabowo menekan tentang pentingnya memperkuat integrasi regional, diversifikasi perdagangan, dan jaring pengaman keuangan sebagai inti dari agenda APT.
"Indonesia mengakui kontribusi kerja sama trilateral antara Tiongkok, Jepang, dan Republik Korea bagi seluruh kawasan. Untuk terus menjaga pertumbuhan dan melindungi diri dari guncangan eksternal, pendalaman kerja sama trilateral ini melalui pertemuan puncak dan pertemuan tingkat menteri secara rutin akan sangat penting," kata prabowo
Ia mengimbau peningkatan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) agar pasokan pangan terjamin stabil dan respons darurat antarnegara dapat diperkuat melalui pertukaran informasi yang lebih baik.
Presiden Prabowo saat menutup intervensinya menyampaikan, tentang pandangannya soal pentingnya menjaga semangat persaingan yang sehat di tengah perubahan global yang semakin sengit.
"Saya akan menutup dengan menegaskan kembali sebuah kebenaran mendasar bahwa persaingan adalah sesuatu yang tak terelakkan itulah mesin kemajuan. Namun agar benar-benar menjadi pendorong kemajuan, persaingan harus bersifat konstruktif," tutup Presiden Prabowo. (rel)










